Jumat, 09 September 2016

BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG

Sejarah tanaman jagung
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung bulir dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.
Berdasarkan temuan-temuan genetik, antropologi, dan arkeologi diketahui bahwa daerah asal jagung adalah Amerika Tengah (Meksiko bagian selatan). Budidaya jagung telah dilakukan di daerah ini 10.000 tahun yang lalu, lalu teknologi ini dibawa ke Amerika Selatan (Ekuador) sekitar 7000 tahun yang lalu, dan mencapai daerah pegunungan di selatan Peru pada 4.000 tahun yang lalu. [1] Kajian filogenetik menunjukkan bahwa jagung budidaya (Zea mays ssp. mays) merupakan keturunan langsung dari teosinte (Zea mays ssp. parviglumis). Dalam proses domestikasinya, yang berlangsung paling tidak 7.000 tahun oleh penduduk asli setempat, masuk gen-gen dari subspesies lain, terutama Zea mays ssp. mexicana. Istilah teosinte sebenarnya digunakan untuk menggambarkan semua spesies dalam genus Zea, kecuali Zea mays ssp. mays. Proses domestikasi menjadikan jagung merupakan satu-satunya spesies tumbuhan yang tidak dapat hidup secara liar di alam. Hingga kini dikenal 50.000 kultivar jagung, baik yang terbentuk secara alami maupun dirakit melalui pemuliaan tanaman
Tanaman jagung yang ada di wilayah Asia diduga berasal dari Himalaya. Hal ini ditandai oleh ditemukannya tanaman keturunan jali (jagung jali, Coix spp) dengan famili Aropogoneae.Kedua spesies ini mempunyai lima pasang kromosom. Namun teori ini tidak mendapat banyak dukungan.
Tanaman jagung berasal dari dataran tinggi Andean Peru, Bolivia, dan kuador. Hal ini dukung oleh hipotesis bahwa jagung berasal dari Amerika elatan dan jagung Andean mempunyai keragaman genetik yang luas terutama di daratan tinggi peru. kelemahan teori inia adalah ditemukannya kerabat liar seperti teosinte di dataran tinggi tersebut. Mangelsdorf seorang ahli biologi evolusi yang menghususkan perhatian pada tanamn jagung menampik hipotesis ini.
Banyak ilmuwan percaya bahwa jagung berasal dari Meksiko, karena jagung dan spesies liar jagung teosinte sejak lama ditemukan di daerah tersebut, dan masih ada di habitat asli hingga sekarang. Ini juga mendukung ditemukannya fosil tepung sari dan tongkol jagung dalam gua, dan kedua spesies mempunyai keragaman genetic yang luas. Teosinte dipercaya sebagai nenek moyang tanaman jagung. Jagung telah dibudidayakan di Amerika Tengah mecsiko bagian selatan sekitar 8000 – 10.000 tahun yang lalu.dari penggalian di temukan jagung berukuran kecil, yang diperkirakan usianya mencapai sekitar 7000 tahun. Menurut pendapat beberapa ahli botani teosinte Zea mays spp.sebagai nenek moyang tanaman jagung merupakan tumbuhan liar yang berasal dari lembah sungai Balsas. Lembah di meksiko selatan. Bukti genetic antropologi arkeologi menunjukkan bahwa daerah asal jagung adalah di Amerika Selatan daerah ini jagung tersebar dan di tanam di seluruh dunia.
-Kebutuhan dimasyarakat
Jakarta-Kementerian Pertanian (Kemtan) menargetkan, produksi jagung tahun 2015 mencapai 23-25 juta ton. Angka itu lebih tinggi dibandingkan RPJM Kemtan yang memproyeksikan produksi jagung tahun 2015 sebesar 20,31 juta ton. Pada 2014, produksi jagung nasional 19,03 juta atau naik sekitar 2,81% dibandingkan 2014. Areal tanam tahun 2014 mencapai 3,91 juta ha, sedangkan luas panen tahun 2014 tercatat 3,83 juta hektare (ha) dengan produktivitas 4,9 ton per ha. Sementara itu, berdasarkan data angka sementara Kemtan untuk neraca kebutuhan dan ketersediaan jagung tahun 2014, kebutuhan jagung mencapai 19,97 juta ton. Dengan demikian, terjadi defisit sekitar 941.399 ton.
Dirjen Tanaman Pangan Kementan Hasil Sembiring menuturkan, sesuai target RPJM, luas areal tanam tahun 2015 dibidik mencapai 4,24 juta ha dan luas panen 4,01 juta ha. Sedangkan, untuk mencapai target produksi 23-25 juta ton, areal tanam dibidik mencapai 5,2 juta ha. Artinya, harus terjadi penambahan areal tanam baru seluas satu juta ha. Saat ini, kata dia, upaya penambahan areal tanam baru itu sudah berlangsung dengan memanfaatkan lahan milik Inhutani dan Perhutani.
Selain itu, ujar Hasil Sembiring, upaya penambahan areal tanam baru mengandalkan komitmen sekitar 100 kabupaten yang merupakan sentra produksi jagung di Indonesia. Penambahan Areal Tanam (PAT) PAT dari 100 kabupaten tersebut, kata dia, setidaknya tersedia 700.000 ha.
"Nanti mereka yang menyediakan lahan, kami akan berikan bantuan subsidi, berupa benih dan pupuk. Unuk 100 kabupaten ini, kami alokasikan anggaran subsidi benih jagung hibirida yang akan difokuskan pada petani lokal yang belum menggunakan benih hibrida. Secara total, untuk program optimasi satu juta ha lahan di 303 kabupaten dialokasikan anggaran subsidi benih, pupuk, serta bantuan alsintan. Yakni, pemipil jagung (corn celler) 132 unit, pengering jagung (vertical dyer) 29 unit, combine harvester jagung 15 unit, flat bed dryer 35 unit. Selain itu, ada program bantuan melalui GP-PTT untuk seluas 102 ha di 166 kabupaten.Karena itu, kami mengarahkan supaya baik bantuan gratis maupun subsidi supaya dimanfaatkan. Sekarang, karena ada bantuan yang gratis, cenderung melupakan yang subsidi," tutur Hasil Sembiring usai dialog Menteri Pertanian (Mentan) dengan Bupati dan Pemangku Kepentingan Dalam Upaya Pencapaian Swasembada Jagung di Jakarta, Senin (4/5)
Dia menambahkan, dengan program tersebut, diharapkan bisa menekan impor jagung yang saat ini masih tinggi, yang diperkirakan mencapai 3,5 juta ton. Sementara itu, ujar dia, pertumbuhan produksi tidak seimbang dengan permintaan sehingga defisit terus membesar. Saat ini, kata dia, pertumbuhan produksi hanya 5% per tahun, sedangkan permintaan industri pakan naik 12% per tahun.
-Kandungan gizi
 Jagung adalah salah satu sumber karbohidrat, untuk pengganti padi yang bisa kita konsumsi untuk pengganti nasi. tanaman yang memiliki nama latin zea mays L ini memiliki kandungan gizi yang sangat banyak sekali. tanaman yang semusim (anual) ini yang mempunyai masa hidup dan berbuahnya sekitar 80-150 hari. paruh pertama adalah masa pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua adalah masa pertumbuhan genetatif.
Tak hanya kya serat, jagung juga sumber karbohidrat kompleks, dan sejumlah zat gizi lainnya seperti vitamin B, dan C, karoten, kalium, zat besi, magnesium, fosfor, omega 6, dan lemak tak jenuh yang dapat membantu menurunkan kolesterol.  Untuk mendapatkan manfaat serat, makanlah jagung utuh (jangan yang sudah digiling). Memakan jagung segar bukan jagung kaleng yang sudah mengandung pengawet akan memberikan zat gizi lebih.