Budidaya Tanaman Singkong
(Manihot esculenta)
Ruang lingkup dan Karakteristik.
Ruang lingkup tanaman singkong.
SEJARAH
SINGKAT
Ketela pohon merupakan tanaman pangan berupa perdu dengan nama lain ubi
kayu, singkong atau kasape. Ketela pohon berasal dari benua Amerika, tepatnya dari
negara Brazil. Penyebarannya hampir ke seluruh dunia, antara lain: Afrika,
Madagaskar, India, Tiongkok. Ketela pohon berkembang di negara-negara yang
terkenal wilayah pertaniannya dan masuk ke Indonesia pada tahun 1852.
Ketela pohon merupakan tanaman pangan berupa perdu dengan nama lain ubi
kayu, singkong atau kasape. Ketela pohon berasal dari benua Amerika, tepatnya dari
negara Brazil. Penyebarannya hampir ke seluruh dunia, antara lain: Afrika,
Madagaskar, India, Tiongkok. Ketela pohon berkembang di negara-negara yang
terkenal wilayah pertaniannya dan masuk ke Indonesia pada tahun 1852.
Singkong
sering disebut-sebut sebagai bahan makanan ndesa atau berasal dari kampung.
Meski saat ini beraneka ragam usaha makanan yang berbahan dasar singkong mulai
menjamur, namun rata-rata usaha tersebut masih bermotivasi untuk “mengangkat
derajat” singkong supaya lebih bergengsi. Artinya, singkong masih dianggap
sebagai bahan makanan rendahan.
Di mata pemerintah dan masyarakat, singkong pun dianggap sebagai bahan makanan lokal yang perlu digalakkan sebagai bahan makanan pokok alternatif. Istilah bahan makanan lokal juga perlu dicermati, sebab tanaman singkong ternyata bukan berasal dari Indonesia.
Singkong atau cassava (Manihot esculenta) pertama kali dikenal di Amerika Selatan yang dikembangkan di Brasil dan Paraguay pada masa prasejarah. Potensi singkong menjadikannya sebagai bahan makanan pokok penduduk asli Amerika Selatan bagian utara, selatan Mesoamerika, dan Karibia sebelum Columbus datang ke Benua Amerika. Ketika bangsa Spanyol menaklukan daerah-daerah itu, budidaya tanaman singkong pun dilanjutkan oleh kolonial Portugis dan Spanyol.
Di Indonesia, singkong dari Brasil diperkenalkan oleh orang Portugis pada abad ke-16. Selanjutnya singkong ditanam secara komersial di wilayah Indonesia sekitar tahun 1810.
Kini, saat sejarah tersebut terabaikan, singkong menjadi bahan makanan yang merakyat dan tersebar di seluruh pelosok Indonesia.
Di mata pemerintah dan masyarakat, singkong pun dianggap sebagai bahan makanan lokal yang perlu digalakkan sebagai bahan makanan pokok alternatif. Istilah bahan makanan lokal juga perlu dicermati, sebab tanaman singkong ternyata bukan berasal dari Indonesia.
Singkong atau cassava (Manihot esculenta) pertama kali dikenal di Amerika Selatan yang dikembangkan di Brasil dan Paraguay pada masa prasejarah. Potensi singkong menjadikannya sebagai bahan makanan pokok penduduk asli Amerika Selatan bagian utara, selatan Mesoamerika, dan Karibia sebelum Columbus datang ke Benua Amerika. Ketika bangsa Spanyol menaklukan daerah-daerah itu, budidaya tanaman singkong pun dilanjutkan oleh kolonial Portugis dan Spanyol.
Di Indonesia, singkong dari Brasil diperkenalkan oleh orang Portugis pada abad ke-16. Selanjutnya singkong ditanam secara komersial di wilayah Indonesia sekitar tahun 1810.
Kini, saat sejarah tersebut terabaikan, singkong menjadi bahan makanan yang merakyat dan tersebar di seluruh pelosok Indonesia.
Kandungan Gizi
Kandungan Nutrisi dan manfaat singkong bagi
kesehatan Kandungan nutrisi Seperti halnya dengan ubi jalar, singkong juga
sangat tinggi mengandung nutrisi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan kita.
Singkong menyediakan Energi sebesar 160 Kcal, jumlah Karbohidrat 38.06 g,
Protein 1,36 g 2,5, Total Lemak 0.28 g, Kolesterol 0 mg, dan Serat 1,8 g.
Berikut kandungan gizi per 100g singkong mentah menurut USDA: Vitamin:
Kandungan vitamin tertinggi ubi kayu adalah Folat (vitamin B9) 27 mg, Vitamin C
20,6 mg, dan Vitamin K 1,9 mg. Selebihnya adalah Niacin 0.854 mg, Pyridoxine
0.088 mg, Riboflavin 0.048 mg, Thiamin 0,087 mg, Vitamin A 13 IU <, dan
Vitamin E 0,19 mg. Mineral: Sodium 14 mg, Kalium 271 mg, Kalsium 16 mg 1,6, Zat
Besi 0,27 mg, Magnesium 21 mg, Mangan 0,383 mg, Fosfor 27 mg, dan Zinc 0.34 mg.
Manfaat bagi kesehatan Sumber energi: Singkong rendah lemak dan 0
kolesterol, namun ia cukup tinggi kalori, bahkan hampir dua kali lipat kalori
daripada kentang. Hal ini mungkin yang tertinggi dari setiap umbi tropis yang
kaya pati. 100 g ubi kayu menyediakan 160 kalori, terutama berasal dari sukrosa
yang membentuk sebagian besar gula pada umbi-umbian, yang total terhitung lebih
dari 69 % dari total gula. Gula kompleks amilosa lainnya adalah sumber
karbohidrat utama yaitu sekitar 16-17 %. Dengan demikian, singkong bisa sebagai
makanan alternatif selain nasi untuk mendapatkan cukup energi bagi tubuh kita.
Mengandung Serat dan 0 kolesterol: Mengonsumsi makanan yang tinggi serat akan
sangat bermanfaat untuk kesehatan, seperti menurunkan tekanan darah, menurunkan
kadar kolesterol, dan membantu pencernaan. Rendahnya lemak dan kolesterol, yang
ditambah dengan kandungan serat, membuat singkong juga baik untuk mencegah
resiko obesitas. Mengandung protein: Singkong sangat rendah lemak, juga lebih
rendah protein jika dibanding dengan sereal dan kacang-kacangan. Meskipun
demikian, makanan yang murah meriah ini mengandung lebih banyak protein, jika
dibandingkan dengan sumber makanan lainnya seperti ubi, kentang, pisang, dll.
Protein tertinggi terutama terdapat dalam daun singkong yang juga tinggi
manfaatnya bagi kesehatan. Bebas gluten: Seperti halnya umbi-umbian lain, ubi
kayu juga bebas gluten. Pati singkong yang bebas gluten digunakan sebagai
makanan khusus untuk pasien penyakit celiac dan autisme. Sumber vitamin K:
Vitamin K berperan potensial dalam membangun massa tulang dengan cara
mempromosikan aktivitas osteotrophic dalam tulang. Selain itu, vitamin ini juga
berguna dalam pengobatan pasien penyakit Alzheimer dengan cara membatasi
kerusakan saraf di otak. Sumber vitamin B: Singkong merupakan sumber yang cukup
baik dari beberapa vitamin B-kompleks, seperti folat, thiamin, piridoksin
(vitamin B – 6), riboflavin, dan asam pantotenat. Vitamin B Kompleks adalah
vitamin esensial yang harus diperoleh setiap hari dari makanan, yang sangat
penting bagi kesehatan secara menyeluruh. Magnesium dan Tembaga: Makan Singkong
akan membantu Anda untuk mendapatkan asupan magnesium dan tembaga lebih banyak
lagi. Diet makanan yang kaya magnesium akan meningkatkan kesehatan seumur
hidup, menurunkan tekanan darah, serta mengurangi risiko osteoporosis. Mineral
penting lain yang bisa diperoleh dari makan singkong adalah mangan, zat besi,
serta seng. Tinggi Kalium: Selain itu, ubi kayu juga menyediakan kalium yang
cukup baik (271 mg per 100g, atau 6 % dari kebutuhan setiap hari). Kalium merupakan
senyawa penting dari sel dan cairan tubuh yang bermanfaat untuk membantu
mengatur detak jantung dan tekanan darah.
Morfologi Tanaman Singkong
Morfologi Tanaman Singkong
Tanaman singkong memiliki
nama ilmiah yaitu Manihot utillissima merupakan salah satu tanaman yang dapat
tumbuh di berbagai daerah.
Tanaman singkong merupakan
tanaman yang cocok untuk ditanam dalam lahan yang gembur, tanaman singkong juga
mudah untuk dibudidayakan. Bahkan singkong banyak ditemui di pedesaan dengan
kondisi lahan yang kritis, bagi tanaman lain tidak mungkin untuk dapat tumbuh
dengan kondisi tanah seperti itu.
Singkong merupakan tanaman
yang memiliki banyak manfaat dan bagian dari tanaman singkong yang dapat
dikonsumsi selain umbinya yaitu bagian daunnya.
Selain itu, singkong juga
dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar olahan makanan misalnya getuk, tiwul dan
lain sebagainya. Selain dimanfaatkan sebagai bahan dasar dalam olahan makanan, singkong
dapat digunakan sebagai bahan baku industri rumah tangga misalnyabahan dasar
tepung tapioka.
Singkong itu sendiri memiliki
nama yang berbeda-beda di masing-masing tempat dimana singkong itu ditanam.
Akan tetapi untuk klasifikasi
dan morfologi tanaman singkong.
Taksonomi Tanaman singkong
·
Batang
Manihot
utillissima atau yang lebih dikenal dengan nama singkong ini memiliki batang
yang berbentuk bulat panjang, berbuku-buku, berkayu dan tumbuh dengan
memanjang. Batang dari tanaman singkong ini dapat tumbuh 2 hingga 3 cm.
Selain
itu ukuran batang tanaman singkong berbeda-beda tergantung dari varietasnya,
misalnya besar dan memiliki batang berwarna kecoklatan.
·
Umbi
Umbi
yang dihasilkan oleh tanaman singkong ini berbentuk panjang dengan berat
umbinya sekitar 500 gram dan bahkan lebih. Umbi dari tanaman singkong berwarna
coklat keputih-putihan dengan kulit yang sangat tipis.
·
Daun
Tanaman
singkong memiliki daun yang berbentuk seperti 5 jari dan juga lonjong yang
memiliki garis pada setiap daun dengan tepi yang rata.
Sedangkan
pada bagian ujung dari daun singkong tersebut terlihat seperti sangat tajam.
Daun singkong memiliki warna hijau tua dan ada juga daun yang berwarna agak
kekuningan.
Singkong
merupakan salah satu tanaman yang umbinya dapat dikonsumsi. Apabila dilihat
dari kandungan yang ada di dalam singkong, tanaman ini memiliki gizi yang cukup
tinggi.
Dalam
setiap satu gram singkong mengandung 121 kalori, 34 gram karbohidrat, 1,20 gram
protein, 30 mg vitamin C, 33 mg kalsium, 62,50 gram air, 40 gram fosfor, 0,70
mg besi, 0,30 gram lemak, dan 0,01 mg vitamin B1.
Tanaman
yang di Sumatera dikenal dengan nama ubi kayu ini juga memiliki banyak manfaat
untuk kesehatan salah satunya yaitu mengatasi penyakit rematik, cara untuk
mengobatinya dengan mengambil 5 lembar daun singkong, kapur sirih, dan 15 gram
jahe merah.
Varietas Tanaman Singkong di antaranya:
Cimanggu Super
Singkong jenis ini
merupakan singkong jenis yang dikembangkan dari daerah Cimanggu.
Singkong Darul Hidayah
Singkong darul hidayah
merupakan singkong raksasa varietas unggul. Disebut singkong raksasa karena per
batangnya bisa menghasilkan bobot umbi 10 kali lipat dari singkong biasa.
Setiap satu hektare lahan bisa menghasilkan ubi kayu hingga 100 ton.
Adira 1
Singkong ini dilepas tahun 1978 merupakan persilangan
Mangi / Ambon, Singkong ini dapat dipanen umur 7–10
bulan dengan tinggi batang 1–2 m.
Singkong ini mempunyai karakteristik daun berbentuk ‘menjari agak lonjong’,
warna pucuk daun coklat, warna ‘tangkai daun bagian atas’ merah, warna ‘tangkai
daun bagian bawah’ merah muda, warna batang muda ‘hijau muda’, warna batang
tua ‘coklat kuning’, warna ‘kulit umbi bagian luar’ coklat, warna ‘kulit
umbi bagian dalam’ kuning dan warna ‘daging umbi’ kuning.
Malang 1
Produksi mencapai 49
ton/ ha umbi basah dengan umur panen 9 – 10 bulan.Memiliki daya adaptasi yang
luas. Daging umbi berwarna putih kekuningan, kualitas rebus baik, enak dan
manis ( kadar HCN <40 mg/kg. Dengan kadar tepung 32 – 36 %, varietas ini
sesuai untuk bahan baku industry tepung/pati. Malang 1 toleran terhadap hama
tungau merah dan toleran terhadap penyakit becak daun.
Syarat Tumbuh
Iklim
1. Curah hujan yang
sesuai untuk tanaman ketela pohon / singkong antara 1.000 – 2.500 mm / tahun.
2. Suhu udara minimal
bagi tumbuhnya ketela pohon/singkong sekitar 10 derajat C.
3. Bila suhunya dibawah
10 derajat C menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit terhambat, menjadi kerdil
karena pertumbuhan bunga yang kurang sempurna.
4. Kelembaban udara
optimal untuk tanaman ketela pohon/singkong antara 60 – 65%.
5. Sinar matahari yang
dibutuhkan bagi tanaman ketela pohon / singkong sekitar 10 jam /hari terutama
untuk kesuburan daun dan perkembangan umbinya.
Tanah
1. Tanah yang paling
sesuai untuk ketela pohon / singkong adalah tanah yang berstruktur remah,
gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros serta kaya bahan organik.
Tanah dengan struktur remah mempunyai tata udara yang baik, unsur hara lebih
mudah tersedia dan mudah diolah.
2. Jenis tanah yang
sesuai untuk tanaman ketela pohon / singkong adalah jenis alluvial latosol,
podsolik merah kuning, mediteran, grumosol dan andosol.
3. Derajat keasaman (pH)
tanah yang sesuai untuk budidaya ketela pohon berkisar antara 4,5 – 8,0 dengan
pH ideal 5,8. pada umumnya tanah di Indonesia ber pH rendah (asam), yaitu
berkisar 4,0 – 5,5, sehingga seringkali dikatakan cukup netral bagi suburnya
tanaman ketela pohon.
PENGOLAHAN
MEDIA TANAM
PERSIAPAN
Kegiatan yang perlu dilakukan sebelum
pengolahan lahan adalah :
·
Pengukuran pH tanah dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus,
pH meter dan cairan pH tester.
·
Menganalisis jenis sampel tanah atau contoh tanah yang akan
ditanam untuk menentukan ketersediaan nutrisi, kandungan bahan organik.
·
Penetapan jadwal / waktu tanam berkaitan erat dengan saat panen.
Hal ini perlu diperhitungkan pada saat tanam bersama dengan asumsi
tanamanlainnya (tumpang sari), sehingga sekaligus dapat memproduksi beberapa
variasi tanaman yang sejenis.
·
Luas lahan budidaya disesuaikan dengan kebutuhan modal dan
singkong masing-masing petani. Pengaturan volume produksi penting juga
diperhitungkan karena berkaitan erat dengan perkiraan harga pada saat panen dan
pasar. Jika pada saat panen harga akan turun karena penanaman terjadi di daerah
pusat panen, volume produksi diatur seminimal mungkin.
PEMBUKAAN
DAN PEMBERSIHAN LAHAN
Pembukaan pada dasarnya adalah kliring dari
semua jenis gulma (tanaman) dan akar sebelum tanam. Tujuan dari pembukaan lahan
untuk akar tanaman tumbuh mudah dan menghilangkan tanaman inang untuk hama dan
penyakit yang mungkin hadir.
Pembajakan dilakukan dengan hewan ternak,
seperti kerbau, sapi, atau bahkan oleh mesin traktor. Budidaya dilakukan pada
sisi yang sulit dijangkau, di atas lahan tegalan relatif sempit oleh bajak dan
garu alat sampai tanah siap tanam.
PEMBENTUKAN
BEDENGAN
Bedengan dibuat pada saat lahan sudah 70% dari
tahap penyelesaian. Bedengan atau pelarikan dilakukan untuk memudahkan
penanaman, sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. Pembentukan bedengan/larikan
ditujukan untuk memudahkan dalam pemeliharaan tanaman, seperti pembersihan
tanaman liar maupun sehatnya pertumbuhan tanaman.
PENGAPURAN
Untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan
yang sangat asam / gembut tanah, perlu pengapuran. Jenis kapur yang digunakan
adalah kapur kalsit / kaptan (CaCO3). Dosis yang biasa digunakan untuk
pengapuran adalah 1-2,5 ton / ha. Pengapuran diberikan pada saat pembajakan
atau selama pembentukan tidur kasar bersama dengan pupuk kandang.
TEKNIK
PENANAMAN
PENENTUAN
POLA TANAM
Pola tanaman harus memperhatikan musim dan
curah hujan. Pada lahan tegalan/kering, waktu tanam yang paling baik adalah
awal musim hujan atau setelah penanaman padi. Jarak tanam yang umum digunakan pada
pola monokultur ada beberapa alternatif, yaitu 100 X 100 cm, 100 X 60 cm atau
100 X 40 cm. Bila pola tanam dengan sistem tumpang sari bisa dengan jarak tanam
150 X 100 cm atau 300 X 150 cm.
Penyiapan bahan tanaman.
Persiapan bibit tanaman singkong.
Untuk menghasilkan buah yang banyak dan berukuran besar, tanaman singkong harus
memiliki ruang untuk akar-akarnya tumbuh. Oleh karena itu dalam menyiapkan
lahan tanam harus dilakukan penggemburan. Penggemburran lahan tanam singkong
dapat menggunakan cangkul (kapasitas tanam sedikit) atau menggunakan
bajak/traktor (untuk kapasitas pertanian/industri). Lahan yang sudah
digemburkan dapat ditaburi pupuk kandang untuk menambah unsur hara tanah dan
menjadi nutrisi bagi tanaman untuk tumbuh subur. Tambahkan kapur jika tanah
asam, karena singkong akan tumbuh baik pada derajat keasaman tanah netral (pH:
5-8)
Dalam menyiapkan bibit singkong, dapat
dilakukan dengan memotong batang singkong menjadi beberapa potongan dengan
ukuran panjang sekitar 20cm. Batang singkong dapat dipotong lurus juga dapat
dipotong miring.
Menanam Bibit
Bibit yang telah dipotong dapat langsung
ditanam ke lahan pertanian, tanamlah bibit singkong dengan jarak 60 cm x 80cm
(60cm jarak bibit dengan bibit yang lain : 80cm jarak antar lajur/kolom). dalam
menanam bibit singkong yang harus diperhatikan adalah arah tunas, jangan sampai
terbalik. Kita dapat melihat arah tunas di dekat buku-buku atau tonjolan bekas
daun singkong yang lepas. Pada posisi tersebit dapat terlihat anak tunas
(sering disebut mata). Pastikan anak tunas menghadap ke atas,agar tidak tumbuh terbalik.
Perawatan Tanaman Singkong
Tanaman singkong harus dirawat untuk
memperoleh ubi yang banyak dan berbobot, cara melakukan perawatan tanaman
singkong dapat dilakukan dengan melakukan pemupukan pada 3minggu-4minggu
pertama atau setelah singkong sudah mengeluarkan tunas dengan memiliki daun
sekitar 5-7 helai. Lakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk kimia (Urue, TSP,
KCl) dengan takaran disesuaikan dengan petunjuk yang tertera di karung pupuk.
Selain melakukan pemupukan, lakukan juga
penyiangan atau membersihkan gulma dan rumput-rumput yang mengganggu. Lakukan
penyulaman pada bibit yang tidak tumbuh dan ambruk.
Pemupukan juga bisa dilakukan pada bulan ke 5
dari penanaman agar ubi dapat lebih besar saat dipanen. Namun biasanya hanya
menggunakan urea saja.
Pemanenan Singkong
Tanaman singkong pada umumnya dapat dipanen
pada usia sekitar 7-8 bulan dari penanaman. Namun seiring dengan bertambahnya
teknologi yang dapat menghasilkan varietas baru, ada singkong yang dapat
dipanen pada bulan ke 5 dari penanaman.Ciri-ciri tanaman singkong siap dipanen
adalah daun-daun sudah mulai sedikit karena rontok, ubi singkong sudah besar
(dapat dilihat dengan menggali tanah pada bagian ubi).
Lakukan pemanenan dengan cara mencabut
singkong secara manual, tanah yang gembur tadi tentunya akan sangat membantu
mengurangi ubi singkong tertinggal saat dicabut. Singkong dapat dipanen secara
serentak. Pisahkan ubi dari pohon dengan cara memotong dengan menggunakan parang/golok
pada bagian pangkal ubi (jangan sampai terkena ubinya).
Setelah panen
Setelah panen
Kumpulkan semua batang singkong yang tersisa
untuk membersihkan lahan agar dapat ditanami kembali. batang ubi sisa ini dapat
dijadikan bibit kembali untuk penanaman selanjutnya atau dapat dibakar pada
lahan pertanian/kebun tersebut untuk menjadi pupuk.
Itulah beberapa cara melakukan penanaman
singkong yang benar agar menghasilkan panen yang banyak, dan melakukan
perawatan pada singkong. Pemilihan bibit yang baik akan sangat berpengaruh
terhadap hasil panen.
Penanganan Pasca Panen.
Penanganan pasca
panen
Penanganan pasca panen pada
ubi kayu (singkong) dilakukan dalam beberapa proses penanganan. Proses inilah
akan meningkatkan nilai jual dari ubi kayu dilakukan dengan benar. Adapun
proses penanganan pasca panen pada
ubi kayu adalah sebagai berikut:
1.
panen
2.
pengangkutan
3.
pengupasan kulit
4.
perajangan
6.
penyimpanan
Susut pada ubi
kayu
Besarnya susut pada ubi kayu dipengaruhi faktor internal seperti
varietas ubi kayu dan faktor eksternal cara perajangan. Faktor eksternal adalah
faktor yang memberikan kontribusi susut yang paling besar pada penanganan pasca panen ubi kayu. Oleh karena itu untuk mengurangi
susust pada produk, maka perlu dilakukan penanganan pasca panen yang benar. Adapun faktor yang
mempengaruhi besarnya susut bahan pada ubi kayu adalah:
1.
varietas ubi kayu
2.
kadar air pada waktu pemanenan
3.
pengaruh musim
4.
cara pemanenan
5.
cara perajangan
6.
cara pembelahan
7.
cara pengeringan
Proses pasca panen
kristis pada ubi kayu
Penanganan pasca panen pada ubi kayu terkadang tidak dapat
dilakukan dengan benar karena berbagai alasan dan keterbatasan. Akan tetapi ada
beberapa proses penanganan pasca panen yang akan berdampak besar pada penurunan
mutu dan jumlah akhir dari produk yang dihasilkan apabila tidak dilakukan
dengan benar. Proses penanganan pasca panen tersebut adalah:
1.
Panen
2.
perajangan
Standar mutu ubi
kayu
Beberapa
faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan mutu dari ubi kayu yang akan
digunakan sebagai bahan baku suatu produk adalah sebagai berikut:
1.
kadar air
2.
kadar pati
3.
pembengkokan umbi
4.
kepoyoan
5.
keretakan umbi
Proses Perajangan
Pada
proses perajangan tebal irisan 0.5-1 cm dengan lama penjemuran 3-5 hari.
Perajangan dapat dilakukan dengan dua cara, perajangan berkulit dan perajangan
gaplek kupas kulit.
1. Perajangan berkulit
1.
kotor
2.
mudah terserang jamur
3.
warna keruh
4.
pati turun
5.
proses cepat
2. Perajangan kupas
kulit
Perajangan gaplek kupas kulit dapat dilakukan secara utuh,
dibelah 4 sebesar ibu jari atau setengah jari, kemudian diiris 0.5-1 cm.
Perajangan dapat dilakukan dengan menggunakan alat perajang seperti:
pisau/parang, rasingko (300 kg/jam). gaplek dengan irisan tebal 4-5 cm memiliki
lama pengeringan 7-10 hari.
Jenis Olahan Tepung Ubi Kayu
Ubi kayu dapat diolah menjadi tepung gaplek, tapioka, tepung ubi
kayu dan mocaf. setiap jenis tepung tersebut memiliki kelebihannya
masing-masing.