Selasa, 15 Agustus 2017

BUDIDAYA TANAMAN SINGKONG

Budidaya Tanaman Singkong

(Manihot esculenta)

Ruang lingkup dan Karakteristik.
Ruang lingkup tanaman singkong.
SEJARAH SINGKAT
Ketela pohon merupakan tanaman pangan berupa perdu dengan nama lain ubi
kayu, singkong atau kasape. Ketela pohon berasal dari benua Amerika, tepatnya dari
negara Brazil. Penyebarannya hampir ke seluruh dunia, antara lain: Afrika,
Madagaskar, India, Tiongkok. Ketela pohon berkembang di negara-negara yang
terkenal wilayah pertaniannya dan masuk ke Indonesia pada tahun 1852.
Singkong sering disebut-sebut sebagai bahan makanan ndesa atau berasal dari kampung. Meski saat ini beraneka ragam usaha makanan yang berbahan dasar singkong mulai menjamur, namun rata-rata usaha tersebut masih bermotivasi untuk “mengangkat derajat” singkong supaya lebih bergengsi. Artinya, singkong masih dianggap sebagai bahan makanan rendahan.

Di mata pemerintah dan masyarakat, singkong pun dianggap sebagai bahan makanan lokal yang perlu digalakkan sebagai bahan makanan pokok alternatif. Istilah bahan makanan lokal juga perlu dicermati, sebab tanaman singkong ternyata bukan berasal dari Indonesia.

Singkong atau cassava (Manihot esculenta) pertama kali dikenal di Amerika Selatan yang dikembangkan di Brasil dan Paraguay pada masa prasejarah. Potensi singkong menjadikannya sebagai bahan makanan pokok penduduk asli Amerika Selatan bagian utara, selatan Mesoamerika, dan Karibia sebelum Columbus datang ke Benua Amerika. Ketika bangsa Spanyol menaklukan daerah-daerah itu, budidaya tanaman singkong pun dilanjutkan oleh kolonial Portugis dan Spanyol.

Di Indonesia, singkong dari Brasil diperkenalkan oleh orang Portugis pada abad ke-16. Selanjutnya singkong ditanam secara komersial di wilayah Indonesia sekitar tahun 1810.

Kini, saat sejarah tersebut terabaikan, singkong menjadi bahan makanan yang merakyat dan tersebar di seluruh pelosok Indonesia.

Kandungan Gizi
    Kandungan Nutrisi dan manfaat singkong bagi kesehatan Kandungan nutrisi Seperti halnya dengan ubi jalar, singkong juga sangat tinggi mengandung nutrisi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan kita. Singkong menyediakan Energi sebesar 160 Kcal, jumlah Karbohidrat 38.06 g, Protein 1,36 g 2,5, Total Lemak 0.28 g, Kolesterol 0 mg, dan Serat 1,8 g. Berikut kandungan gizi  per 100g singkong mentah menurut USDA: Vitamin: Kandungan vitamin tertinggi ubi kayu adalah Folat (vitamin B9) 27 mg, Vitamin C 20,6 mg, dan Vitamin K 1,9 mg. Selebihnya adalah Niacin 0.854 mg, Pyridoxine 0.088 mg, Riboflavin 0.048 mg, Thiamin 0,087 mg, Vitamin A 13 IU <, dan Vitamin E 0,19 mg. Mineral: Sodium 14 mg, Kalium 271 mg, Kalsium 16 mg 1,6, Zat Besi 0,27 mg, Magnesium 21 mg, Mangan 0,383 mg, Fosfor 27 mg, dan Zinc 0.34 mg.   Manfaat bagi kesehatan Sumber energi: Singkong rendah lemak dan 0 kolesterol, namun ia cukup tinggi kalori, bahkan hampir dua kali lipat kalori daripada kentang. Hal ini mungkin yang tertinggi dari setiap umbi tropis yang kaya pati. 100 g ubi kayu menyediakan 160 kalori, terutama berasal dari sukrosa yang membentuk sebagian besar gula pada umbi-umbian, yang total terhitung lebih dari 69 % dari total gula. Gula kompleks amilosa lainnya adalah sumber karbohidrat utama yaitu sekitar 16-17 %. Dengan demikian, singkong bisa sebagai makanan alternatif selain nasi untuk mendapatkan cukup energi bagi tubuh kita. Mengandung Serat dan 0 kolesterol: Mengonsumsi makanan yang tinggi serat akan sangat bermanfaat untuk kesehatan, seperti menurunkan tekanan darah, menurunkan kadar kolesterol, dan membantu pencernaan. Rendahnya lemak dan kolesterol, yang ditambah dengan kandungan serat, membuat singkong juga baik untuk mencegah resiko obesitas. Mengandung protein: Singkong sangat rendah lemak, juga lebih rendah protein jika dibanding dengan sereal dan kacang-kacangan. Meskipun demikian, makanan yang murah meriah ini mengandung lebih banyak protein, jika dibandingkan dengan sumber makanan lainnya seperti ubi, kentang, pisang, dll. Protein tertinggi terutama terdapat dalam daun singkong yang juga tinggi manfaatnya bagi kesehatan. Bebas gluten: Seperti halnya umbi-umbian lain, ubi kayu juga bebas gluten. Pati singkong yang bebas gluten digunakan sebagai makanan khusus untuk pasien penyakit celiac dan autisme. Sumber vitamin K: Vitamin K berperan potensial dalam membangun massa tulang dengan cara mempromosikan aktivitas osteotrophic dalam tulang. Selain itu, vitamin ini juga berguna dalam pengobatan pasien penyakit Alzheimer dengan cara membatasi kerusakan saraf di otak. Sumber vitamin B: Singkong merupakan sumber yang cukup baik dari beberapa vitamin B-kompleks, seperti folat, thiamin, piridoksin (vitamin B – 6), riboflavin, dan asam pantotenat. Vitamin B Kompleks adalah vitamin esensial yang harus diperoleh setiap hari dari makanan, yang sangat penting bagi kesehatan secara menyeluruh. Magnesium dan Tembaga: Makan Singkong akan membantu Anda untuk mendapatkan asupan magnesium dan tembaga lebih banyak lagi. Diet makanan yang kaya magnesium akan meningkatkan kesehatan seumur hidup, menurunkan tekanan darah, serta mengurangi risiko osteoporosis. Mineral penting lain yang bisa diperoleh dari makan singkong adalah mangan, zat besi, serta seng. Tinggi Kalium: Selain itu, ubi kayu juga menyediakan kalium yang cukup baik (271 mg per 100g, atau 6 % dari kebutuhan setiap hari). Kalium merupakan senyawa penting dari sel dan cairan tubuh yang bermanfaat untuk membantu mengatur detak jantung dan tekanan darah.
Morfologi Tanaman Singkong
Tanaman singkong memiliki nama ilmiah yaitu Manihot utillissima merupakan salah satu tanaman yang dapat tumbuh di berbagai daerah.
Tanaman singkong merupakan tanaman yang cocok untuk ditanam dalam lahan yang gembur, tanaman singkong juga mudah untuk dibudidayakan. Bahkan singkong banyak ditemui di pedesaan dengan kondisi lahan yang kritis, bagi tanaman lain tidak mungkin untuk dapat tumbuh dengan kondisi tanah seperti itu.
Singkong merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat dan bagian dari tanaman singkong yang dapat dikonsumsi selain umbinya yaitu bagian daunnya.
Selain itu, singkong juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar olahan makanan misalnya getuk, tiwul dan lain sebagainya. Selain dimanfaatkan sebagai bahan dasar dalam olahan makanan, singkong dapat digunakan sebagai bahan baku industri rumah tangga misalnyabahan dasar tepung tapioka.
Singkong itu sendiri memiliki nama yang berbeda-beda di masing-masing tempat dimana singkong itu ditanam. Akan tetapi untuk klasifikasi dan morfologi tanaman singkong.
Taksonomi Tanaman singkong
·         Batang
Manihot utillissima atau yang lebih dikenal dengan nama singkong ini memiliki batang yang berbentuk bulat panjang, berbuku-buku, berkayu dan tumbuh dengan memanjang. Batang dari tanaman singkong ini dapat tumbuh 2 hingga 3 cm.
Selain itu ukuran batang tanaman singkong berbeda-beda tergantung dari varietasnya, misalnya besar dan memiliki batang berwarna kecoklatan.
·         Umbi
Umbi yang dihasilkan oleh tanaman singkong ini berbentuk panjang dengan berat umbinya sekitar 500 gram dan bahkan lebih. Umbi dari tanaman singkong berwarna coklat keputih-putihan dengan kulit yang sangat tipis.
·         Daun
Tanaman singkong memiliki daun yang berbentuk seperti 5 jari dan juga lonjong yang memiliki garis pada setiap daun dengan tepi yang rata.
Sedangkan pada bagian ujung dari daun singkong tersebut terlihat seperti sangat tajam. Daun singkong memiliki warna hijau tua dan ada juga daun yang berwarna agak kekuningan.
Singkong merupakan salah satu tanaman yang umbinya dapat dikonsumsi. Apabila dilihat dari kandungan yang ada di dalam singkong, tanaman ini memiliki gizi yang cukup tinggi.
Dalam setiap satu gram singkong mengandung 121 kalori, 34 gram karbohidrat, 1,20 gram protein, 30 mg vitamin C, 33 mg kalsium, 62,50 gram air, 40 gram fosfor, 0,70 mg besi, 0,30 gram lemak, dan 0,01 mg vitamin B1.
Tanaman yang di Sumatera dikenal dengan nama ubi kayu ini juga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan salah satunya yaitu mengatasi penyakit rematik, cara untuk mengobatinya dengan mengambil 5 lembar daun singkong, kapur sirih, dan 15 gram jahe merah.
Varietas Tanaman Singkong di antaranya:
Cimanggu Super
Singkong jenis ini merupakan singkong jenis yang dikembangkan dari daerah Cimanggu.
Singkong Darul Hidayah

Singkong darul hidayah merupakan singkong raksasa varietas unggul. Disebut singkong raksasa karena per batangnya bisa menghasilkan bobot umbi 10 kali lipat dari singkong biasa. Setiap satu hektare lahan bisa menghasilkan ubi kayu hingga 100 ton.
Adira 1
Singkong ini dilepas tahun  1978 merupakan persilangan Mangi / Ambon, Singkong ini dapat dipanen umur 7–10 bulan dengan tinggi batang  1–2 m. Singkong ini mempunyai karakteristik daun berbentuk ‘menjari agak lonjong’, warna pucuk daun coklat, warna ‘tangkai daun bagian atas’ merah, warna ‘tangkai daun bagian bawah’ merah muda, warna batang muda ‘hijau muda’, warna batang tua  ‘coklat kuning’, warna ‘kulit umbi bagian luar’ coklat, warna ‘kulit umbi bagian dalam’ kuning dan warna ‘daging umbi’  kuning.

Malang 1
Produksi mencapai 49 ton/ ha umbi basah dengan umur panen 9 – 10 bulan.Memiliki daya adaptasi yang luas. Daging umbi berwarna putih kekuningan, kualitas rebus baik, enak dan manis ( kadar HCN <40 mg/kg. Dengan kadar tepung 32 – 36 %, varietas ini sesuai untuk bahan baku industry tepung/pati. Malang 1 toleran terhadap hama tungau merah dan toleran terhadap penyakit becak daun.
Syarat Tumbuh
Iklim
1.    Curah hujan yang sesuai untuk tanaman ketela pohon / singkong antara 1.000 – 2.500 mm / tahun.
2.    Suhu udara minimal bagi tumbuhnya ketela pohon/singkong sekitar 10 derajat C.
3.    Bila suhunya dibawah 10 derajat C menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit terhambat, menjadi kerdil karena pertumbuhan bunga yang kurang sempurna.
4.    Kelembaban udara optimal untuk tanaman ketela pohon/singkong antara 60 – 65%.
5.    Sinar matahari yang dibutuhkan bagi tanaman ketela pohon / singkong sekitar 10 jam /hari terutama untuk kesuburan daun dan perkembangan umbinya.
Tanah
1.    Tanah yang paling sesuai untuk ketela pohon / singkong adalah tanah yang berstruktur remah, gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros serta kaya bahan organik. Tanah dengan struktur remah mempunyai tata udara yang baik, unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah.
2.    Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ketela pohon / singkong adalah jenis alluvial latosol, podsolik merah kuning, mediteran, grumosol dan andosol.
3.    Derajat keasaman (pH) tanah yang sesuai untuk budidaya ketela pohon berkisar antara 4,5 – 8,0 dengan pH ideal 5,8. pada umumnya tanah di Indonesia ber pH rendah (asam), yaitu berkisar 4,0 – 5,5, sehingga seringkali dikatakan cukup netral bagi suburnya tanaman ketela pohon.
PENGOLAHAN MEDIA TANAM
PERSIAPAN
Kegiatan yang perlu dilakukan sebelum pengolahan lahan adalah :
·        Pengukuran pH tanah dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus, pH meter dan cairan pH tester.
·        Menganalisis jenis sampel tanah atau contoh tanah yang akan ditanam untuk menentukan ketersediaan nutrisi, kandungan bahan organik.
·        Penetapan jadwal / waktu tanam berkaitan erat dengan saat panen. Hal ini perlu diperhitungkan pada saat tanam bersama dengan asumsi tanamanlainnya (tumpang sari), sehingga sekaligus dapat memproduksi beberapa variasi tanaman yang sejenis.
·        Luas lahan budidaya disesuaikan dengan kebutuhan modal dan singkong masing-masing petani. Pengaturan volume produksi penting juga diperhitungkan karena berkaitan erat dengan perkiraan harga pada saat panen dan pasar. Jika pada saat panen harga akan turun karena penanaman terjadi di daerah pusat panen, volume produksi diatur seminimal mungkin.
PEMBUKAAN DAN PEMBERSIHAN LAHAN
Pembukaan pada dasarnya adalah kliring dari semua jenis gulma (tanaman) dan akar sebelum tanam. Tujuan dari pembukaan lahan untuk akar tanaman tumbuh mudah dan menghilangkan tanaman inang untuk hama dan penyakit yang mungkin hadir.
Pembajakan dilakukan dengan hewan ternak, seperti kerbau, sapi, atau bahkan oleh mesin traktor. Budidaya dilakukan pada sisi yang sulit dijangkau, di atas lahan tegalan relatif sempit oleh bajak dan garu alat sampai tanah siap tanam.
PEMBENTUKAN BEDENGAN
Bedengan dibuat pada saat lahan sudah 70% dari tahap penyelesaian. Bedengan atau pelarikan dilakukan untuk memudahkan penanaman, sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. Pembentukan bedengan/larikan ditujukan untuk memudahkan dalam pemeliharaan tanaman, seperti pembersihan tanaman liar maupun sehatnya pertumbuhan tanaman.
PENGAPURAN
Untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang sangat asam / gembut tanah, perlu pengapuran. Jenis kapur yang digunakan adalah kapur kalsit / kaptan (CaCO3). Dosis yang biasa digunakan untuk pengapuran adalah 1-2,5 ton / ha. Pengapuran diberikan pada saat pembajakan atau selama pembentukan tidur kasar bersama dengan pupuk kandang.
TEKNIK PENANAMAN
PENENTUAN POLA TANAM
Pola tanaman harus memperhatikan musim dan curah hujan. Pada lahan tegalan/kering, waktu tanam yang paling baik adalah awal musim hujan atau setelah penanaman padi. Jarak tanam yang umum digunakan pada pola monokultur ada beberapa alternatif, yaitu 100 X 100 cm, 100 X 60 cm atau 100 X 40 cm. Bila pola tanam dengan sistem tumpang sari bisa dengan jarak tanam 150 X 100 cm atau 300 X 150 cm.
Penyiapan bahan tanaman.
Persiapan bibit tanaman singkong.
Untuk menghasilkan buah yang banyak dan berukuran besar, tanaman singkong harus memiliki ruang untuk akar-akarnya tumbuh. Oleh karena itu dalam menyiapkan lahan tanam harus dilakukan penggemburan. Penggemburran lahan tanam singkong dapat menggunakan cangkul (kapasitas tanam sedikit) atau menggunakan bajak/traktor (untuk kapasitas pertanian/industri). Lahan yang sudah digemburkan dapat ditaburi pupuk kandang untuk menambah unsur hara tanah dan menjadi nutrisi bagi tanaman untuk tumbuh subur. Tambahkan kapur jika tanah asam, karena singkong akan tumbuh baik pada derajat keasaman tanah netral (pH: 5-8)


Dalam menyiapkan bibit singkong, dapat dilakukan dengan memotong batang singkong menjadi beberapa potongan dengan ukuran panjang sekitar 20cm. Batang singkong dapat dipotong lurus juga dapat dipotong miring.
bibit singkong
Batang singkong tang telah dipotong-potong

Menanam Bibit

Bibit yang telah dipotong dapat langsung ditanam ke lahan pertanian, tanamlah bibit singkong dengan jarak 60 cm x 80cm (60cm jarak bibit dengan bibit yang lain : 80cm jarak antar lajur/kolom). dalam menanam bibit singkong yang harus diperhatikan adalah arah tunas, jangan sampai terbalik. Kita dapat melihat arah tunas di dekat buku-buku atau tonjolan bekas daun singkong yang lepas. Pada posisi tersebit dapat terlihat anak tunas (sering disebut mata). Pastikan anak tunas menghadap ke atas,agar tidak tumbuh terbalik.

Perawatan Tanaman Singkong

Tanaman singkong harus dirawat untuk memperoleh ubi yang banyak dan berbobot, cara melakukan perawatan tanaman singkong dapat dilakukan dengan melakukan pemupukan pada 3minggu-4minggu pertama atau setelah singkong sudah mengeluarkan tunas dengan memiliki daun sekitar 5-7 helai. Lakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk kimia (Urue, TSP, KCl) dengan takaran disesuaikan dengan petunjuk yang tertera di karung pupuk.

Selain melakukan pemupukan, lakukan juga penyiangan atau membersihkan gulma dan rumput-rumput yang mengganggu. Lakukan penyulaman pada bibit yang tidak tumbuh dan ambruk.

Pemupukan juga bisa dilakukan pada bulan ke 5 dari penanaman agar ubi dapat lebih besar saat dipanen. Namun biasanya hanya menggunakan urea saja.


Pemanenan Singkong

Tanaman singkong pada umumnya dapat dipanen pada usia sekitar 7-8 bulan dari penanaman. Namun seiring dengan bertambahnya teknologi yang dapat menghasilkan varietas baru, ada singkong yang dapat dipanen pada bulan ke 5 dari penanaman.Ciri-ciri tanaman singkong siap dipanen adalah daun-daun sudah mulai sedikit karena rontok, ubi singkong sudah besar (dapat dilihat dengan menggali tanah pada bagian ubi).

Lakukan pemanenan dengan cara mencabut singkong secara manual, tanah yang gembur tadi tentunya akan sangat membantu mengurangi ubi singkong tertinggal saat dicabut. Singkong dapat dipanen secara serentak. Pisahkan ubi dari pohon dengan cara memotong dengan menggunakan parang/golok pada bagian pangkal ubi (jangan sampai terkena ubinya).

Setelah panen

Kumpulkan semua batang singkong yang tersisa untuk membersihkan lahan agar dapat ditanami kembali. batang ubi sisa ini dapat dijadikan bibit kembali untuk penanaman selanjutnya atau dapat dibakar pada lahan pertanian/kebun tersebut untuk menjadi pupuk.

Itulah beberapa cara melakukan penanaman singkong yang benar agar menghasilkan panen yang banyak, dan melakukan perawatan pada singkong. Pemilihan bibit yang baik akan sangat berpengaruh terhadap hasil panen.
Penanganan Pasca Panen.
Penanganan pasca panen 
Penanganan pasca panen pada ubi kayu (singkong) dilakukan dalam beberapa proses penanganan. Proses inilah akan meningkatkan nilai jual dari ubi kayu dilakukan dengan benar. Adapun proses penanganan pasca panen pada ubi kayu adalah sebagai berikut:


1.    panen
2.    pengangkutan
3.    pengupasan kulit
4.    perajangan
5.    pengeringan
6.    penyimpanan


Susut pada ubi kayu 
Besarnya susut pada ubi kayu dipengaruhi faktor internal seperti varietas ubi kayu dan faktor eksternal cara perajangan. Faktor eksternal adalah faktor yang memberikan kontribusi susut yang paling besar pada penanganan pasca panen ubi kayu. Oleh karena itu untuk mengurangi susust pada produk, maka perlu dilakukan penanganan pasca panen yang benar. Adapun faktor yang mempengaruhi besarnya susut bahan pada ubi kayu adalah:
1.    varietas ubi kayu
2.    kadar air pada waktu pemanenan
3.    pengaruh musim
4.    cara pemanenan
5.    cara perajangan
6.    cara pembelahan
7.    cara pengeringan
Proses pasca panen kristis pada ubi kayu 
Penanganan pasca panen pada ubi kayu terkadang tidak dapat dilakukan dengan benar karena berbagai alasan dan keterbatasan. Akan tetapi ada beberapa proses penanganan pasca panen yang akan berdampak besar pada penurunan mutu dan jumlah akhir dari produk yang dihasilkan apabila tidak dilakukan dengan benar. Proses penanganan pasca panen tersebut adalah:
1.    Panen
2.    perajangan
3.    pengeringan
Standar mutu ubi kayu 
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan mutu dari ubi kayu yang akan digunakan sebagai bahan baku suatu produk adalah sebagai berikut: 

1.    kadar air
2.    kadar pati
3.    pembengkokan umbi
4.    kepoyoan
5.    keretakan umbi
Proses Perajangan
Pada proses perajangan tebal irisan 0.5-1 cm dengan lama penjemuran 3-5 hari. Perajangan dapat dilakukan dengan dua cara, perajangan berkulit dan perajangan gaplek kupas kulit.

1. Perajangan berkulit
1.    kotor
2.    mudah terserang jamur
3.    warna keruh
4.    pati turun
5.    proses cepat
2. Perajangan kupas kulit
Perajangan gaplek kupas kulit dapat dilakukan secara utuh, dibelah 4 sebesar ibu jari atau setengah jari, kemudian diiris 0.5-1 cm. Perajangan dapat dilakukan dengan menggunakan alat perajang seperti: pisau/parang, rasingko (300 kg/jam). gaplek dengan irisan tebal 4-5 cm memiliki lama pengeringan 7-10 hari.
Jenis Olahan Tepung Ubi Kayu
Ubi kayu dapat diolah menjadi tepung gaplek, tapioka, tepung ubi kayu dan mocaf.  setiap jenis tepung tersebut memiliki kelebihannya masing-masing. 













BUDIDAYA TANAMAN GANDUM

BUDIDAYA TANAMAN GANDUM
BAB1 
 RUANG LINGKUP & KARANGTERISTIK TANAMAN GANDUM

 a. Ruang lingkup tanaman gandum                                                   
sejarah tanaman gandum                    
     Sejarah dari tanaman gandum dimulai dari masyarakat prasejarah yang sudah mengenal sifat-sifat gandum dan tanaman biji-bijian lainnya sebagai sumber makanan dan sumber pangan bagi mereka. Berdasarkan penggalian arkeolog, diperkirakan gandum berasal dari daerah sekitar Laut Merah dan Laut Mediterania, yaitu daerah sekitar Turki, Siria, Irak, dan Iran. Sejarah Cina menunjukkan bahwa budidaya gandum telah ada sejak 2700 SM. (Hariadi Ihsan, 2000) .
Ke     butuhan dimasyarakat
     Gandum atau lebih sering dijumpai dalam bentuk tepung terigu merupakan bahan pangan nabati sumber karbohidrat. Tanaman gandum merupakan tanaman yang tumbuh di negara subtropis sehingga Indonesia yang merupakan negara tropis terpaksa harus mengimpor setiap tahunnya untuk memenuhi permintaan tepung terigu. Impor gandum oleh Indonesia telah dilakukan pada masa orde baru yang pada awalnya bertujuan untuk diversifikasi pangan selain konsumsi terhadap beras yang merupakan bahan pangan sumber karbohidrat utama bagi Indonesia. Menurut Syafputri (2012) impor gandum oleh Indonesia mendapatkan bantuan dari Amerika dengan nama kerjasama PL 480 pada tahun 1969. Latar belakang kerjasama ini terutama masalah gandum adalah untuk menanggulangi harga beras yang tinggi pada waktu itu sehingga pemerintah lebih memilih mengimpor gandum dibandingkan dengan mengimpor beras. Gandum menjadi pengganti beras yang diterima dengan sangat baik oleh masyarakat Indonesia hingga menjadi makanan pokok yang populer kedua setelah nasi. Kebijakan diversifikasi pangan untuk memperkenalkan gandum sebagai bahan pangan alternatif menjadi awal bencana yang tidak disadari pada waktu itu. Ketergantungan yang kronis terhadap gandum telah menguras devisa negara setiap tahunnya, padahal gandum sampai saat ini belum dapat dibudidayakan secara komersial di Indonesia.

   Tepung terigu menjadi sangat istimewa karena dapat diolah menjadi roti yang empuk mengembang, atau mie yang kenyal dan lembut, atau gorengan yang renyah dan gurih sehingga sangat digemari oleh masyarakat. Keistimewaan tersebut disebabkan oleh adanya protein glutenin dan gliadin yang apabila dicampur dengan air akan membentuk gluten. Gluten inilah yang akan membentuk kerangka pada produk akhir. (Khan dan Nygard, 2006). Protein glutenin dan gliadin merupakan protein yang spesifik pada gandum, sehingga tidak ada jenis biji-bijian lain yang memiliki keistimewaan ini.

  Terigu ketika dilakukan pengulenan dengan air maka glutenin dan gliadin akan saling berikatan sehingga membentuk gluten yang menjadikan adonan elastis dan kokoh. Adonan yang bersifat elastis dan kokoh inilah yang dapat memperangkap CO2 hasil fermentasi gula oleh yeast sehingga adonan dapat mengembang. Semakin mengembang dengan baik maka roti atau bread  yang dihasilkan akan semakin empuk dan enak.

  Produk roti dan mie membutuhkan jenis gandum dengan protein tinggi karena diharapkan sifat produk yang mengembang untuk roti dan kenyal dan elastis bagi mie. Pada kedua jenis produk tersebut tidak dapat digantikan dengan tepung lain karena akan merubah sifat produk. Sedangkan produk biskuit dan roti kering sering menggunakan terigu dari gandum yang memiliki kadar protein rendah karena tidak dibutuhkan sifat yang mengembang. Produk pangan yang menggunakan bahan baku gandum dengan protein rendah menjadi kesempatan untuk mengurang konsumsi terigu dengan cara mensubstitusi dengan tepung selain gandum. Banyak penelitian yang telah berhasil mensubstitusi tepung terigu dengan tepung lokal seperti tepung sorgum dan tepung garut untuk diolah menjadi roti kering
 Kandungan gizi gandum
 Gandum merupakan tumbuhan yang digolongkan sebagai jenis serealis karena satu suku dengan padi. Jika dilihat dengan bentuknya, gandum dan padi mempunyai ciri-ciri yang tidak jauh berbeda. Di Negara India gandum merupakan makanan yang populer, karena masyarakat India banyak mengonsumsi gandum sebagai makanan pokok. Sebagai makanan pokok di Negara India, gandum diolah menjadi tepung atau yang disebut dengan atta. Namun, di Indonesia gandum kebanyakan hanya dimanfaatkan untuk diolah menjadi roti dan mie.
Kandungan Nutrisi Biji Gandum
Gandum memiliki kandungan karbohidrat yang hampir atau setara dengan nasi. Gandum memiliki kandungan karbohidrat 60% hingga 80%, mineral 1.5 %  hingga 2%, protein 6% hingga 17% , lemak 1.5% hingga 2%, dan kandungan sejumlah vitamin lainnya. Selain kaya akan kandungan karbohidrat dan nutrisi, gandum juga bisa dijadikan sebagai makanan yang bermanfaat bagi kesehatan. Gandum dapat berperan menjaga kesehatan tubuh dari penyebab penyakit kronis, seperti penyakit diabetes, jantung koroner, dan hipertensi.

Biji gandum yang sudah diolah menjadi roti memiliki kandungan energi yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan mie dan nasi. Kandungan serat yang tinggi di dalam gandum memberikan rasa kenyang yang lebih lama sehingga gandum cocok dikonsumsi sebagai menu diet sehat. Kandungan serat yang terdapat di dalam gandum juga sangat baik untuk sistem pencernaan karena dapat melancarkan proses pencernaan, mencegah sembelit dan dapat menyehatkan organ pencernaan.

Kandungan Gizi GandumSelain itu, kandungan serat yang tinggi di dalam gandum mampu mengontrol kadar kolesterol di dalam darah. Serat yang terdapat di dalam gandum dapat mengikat asam empedu dan lemak kolesterol yang akan dikeluarkan melaui feses. Serat di dalam gandum juga berfungsi sebagai zat anti kanker dan berperan sebagai pencegah penyakit jantung.

Gandum merupakan makanan yang memiliki kadar gula rendah. Hal itu akan membuat organ tubuh bekerja lebih ringan karena tidak perlu memproduksi insulin dalam jumlah banyak untuk mencerna dan  menyerap nutrisinya. Gandum juga mempunyai kandungan nutrisi seperti asam folat, niasin, magnesium, vitamin E, vitamin B2, dan vitamin B6.

Terkadang sebagai konsumen, kebanyakan orang tidak mengetahui tentang apa saja manfaat yang diperoleh dari makanan atau minuman yang dikonsumsi. Alam telah memberikan banyak manfaat untuk memanjakan manusia, untuk mendapatkan manfaat yang maksimal perlu diketahui cara pengolahan dan penyimpanan gandum dengan benar supaya kandungan nutrisi di dalamnya tidak hilang.
 b.Karakteristik
      Morfologi Tanaman Gandum
  Biji gandum memiliki panjang 6 hingga 8 mili meter dengan diameter 2 hingga 3 milimeter dan berbentuk oval. Selain itu, biji gandum memiliki tekstur yang keras seperti halnya tanaman sereal lainnya
  Biji yang dimiliki oleh tanaman gandum ini dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu bagian kulit (bran), lembaga, dan endosperma. Setiap bagian biji pada tanaman gandum merupakan satu kesatuan, sehingga sangat sulit untuk dipisahkan.
 Akan tetapi bagian kulit dapat dipisahkan pada proses penggilingan yang dilakukan saat selesai panen.
   Bagian biji yang merupakan cadangan makanan yang mengandung banyak lemak adalah bagian lembaga. Sedangkan bagian biji yang paling besar adalah endosperme
   Akar, Batang, Daun Gandum 
 Batang yang dimiliki oleh tanaman gandum berbentuk beruas-ruas yang berjumlah 6 ruas. Tanaman gandum termasuk ke dalam famili gramineae, sehingga tanaman gandum juga memiliki sistem perakaran serabut.
  Tanaman gandum memiliki daun yang tumbuh tegak atau melengkung, sesuai dengan varietasnya, serta berbentuk menggaris menyerupai pita. Apabila daun gandum sudah tua, maka daun gandum akan mengering dan melengkung ke bawah
Bunga Gandum
Bunga majemuk merupakan jenis bunga yang dimiliki oleh tanaman gandum. Pada bagian malai kumpulan bunga atau spikelet saling bertumpuk, setiap spikelet terdiri dari kulit ari dan bulir.Dari kumpulan bulir memiliki batang dengan ukuran sangat kecil. Selain itu tanaman gandum, merupakan salah satu tanaman yang melakukan penyerbukannya sendiri.Bunga pada tanaman gandum akan mekar setelah malai muncul beberapa hari. Pembungaan yang terjadi pada tanaman gandum dipengaruhi oleh musim, pembungaan dapat terjadi sangat lama apabila musim dingin tiba.

B . TAKSONOMI TANAMAN GANDUM
             Klasifikasi Gandum Umum
             Kingdom/Kerajaan : Plantae/ Plants
            Sub kingdom/Sub kerajaan : Tracheobionta/ Vascular Plants
            Super division/Super divisi : Spermatophyta/ Seed Plants
           Division/Divisi : Magnoliophyta/ Flowering Plants
           Classis/Kelas : Liliopsida/ Monocotyledons
           Sub classis/Sub Kelas : Commelinidae
           Ordo/Bangsa : Cyperales
           Familia/Suku : Poaceae (Gramineae)/ Grass Family
           Genus/Marga : Triticum L./ Wheat
           Species (Jenis/ spesies) : Triticum aestivum L.
          Binomial Name/Nama Latin/Nama Ilmiah : Triticum aestivum L.
       VARIETAS TANAMAN GANDUM

   Jenis tanaman gandum berdasarkan bentuk bijinya secara umum dapat di bedakan menjadi 3, yaitu :
 1. Hard Wheat Tanaman gandum jenis ini memiliki nama ilmiah Triticum aestivum. Gandum jenis ini merupakan jenis gandum yang mudah ditemui, karena jenis gandum ini paling sering ditanam. Jenis gandum ini memliki kandungan protein yang paling tinggi daripada jenis gandum lainnya, sehingga jenis gandum ini bagus bila dijadikan bahan utama sebagai pembuatan roti gandum. Ciri-ciri dari jenis gandum ini adalah sebagai berikut : memiliki kulit dengan warna yang cokelat memiliki daya serap yang tinggi terhadap air tekstur yang dimiliki sedikit lebih keras
2. Soft Wheat Tanaman gandum ini memiliki nama ilmiah Triticum compactum. Kebalikan dari hard wheat, jenis gandum ini tidak banyak ditanam. Jenis gandum ini memiliki kandungan protein yang rendah. Gandum jenis ini biasanya juga dijadikan sebagai bahan pembuatan biskuit karena teksturnya yang kering.
 Ciri-ciri jenis gandum ini sebagai berikut : kulit arinya berwarna putih atau merah tekstur bijinya lunak daya serap terhadap air rendah
3. Durum Wheat Tanaman gandum ini memiliki nama ilmiah Triticum durum. Jenis gandum ini termasuk istimewa yang terletak pada warna bijinya yang kuning, tidak seperti warna biji gandum pada umumnya yang putih.  Jenis gandum biasanya cocok diolah menjadi pasta. Ciri-ciri dari jenis gandum ini sebagai berikut : warna bijinya kuning tekstur bijinya lebih keras  warna bijinya cokelat

-          
  SYARAT  TUMBUH TANAMAN  GANDUM
Iklim
·  Ketinggian diatas lahan yang sesuai 800 m dpl
·  Suhu Optimum 20 ­ 25° C
·  Curah hujan 600 ­ 825 mm/tahun
·  Kelembapan rata­rata 80 ­ 90%
·  Intensitas penyinaran 9 ­ 12 jam/hari
Tanah
·  Jenis tanah adalah Andosol, Regosol kelabu, Latosol dan Aluvial
·  pH tanah berkisar 6 ­ 7
·  Syarat  tanah  yang  baik  untuk  pertumbuhan  tanaman  gandum adalah  :
 a). hara yang diperlukan  cukup  tersedia,
 b).  tidak ada zat toksit,
 c). kelembaban mendekati kapasitas lapang, d). suhu tanah  rata­rata  berkisar  15  ­  28°  C,   e).  aerasi  tanah  baik,
 f).tidak  ada  lapisan  padat  yang  menghambat  penetrasi  akar gandum untuk menyusuri     tanah.

                                        BAB II
      PERSIAPAN LAHAN PRODUKSI TANAMAN GANDUM

  Lahan yang paling ideal atau paling cocok untuk menumbuhkan tanaman gandum yaitu pada ketinggian sekitar 800 meter dari permukaan laut yang bersuhu kurang lebih 25 derajat celcius. Tanaman gandum membutuhkan tingkat curah hujan setidaknya 600 milimeter per tahun. Kemudian termasuk lahan yang ideal juga yakni tempat yang memiliki kelembaban udara tinggi, antara 80 hingga 90 %.

   Jenis tanah yang paling baik untuk digunakan menanam gandum yaitu tanah aluvial, andesol, latosol, maupun regosol kelabu. Sementara itu, unsur hara yang bagus juga dibutuhkan untuk menumbuhkan gandum dengan baik. Tanah juga sebaiknya tidak padat karena akan mengganggu pertumbuhan akar tanaman gandum.
                         BAB III
 PENYIAPAN BAHAN TANANAMAN GANDUM

. Benih GandumBenih gandum yang baik :
  (1) berasal dari malai yang matang pada batang utama,
   (2) mempunyai bentuk dan warna yang seragam,
   (3) bebas dari hama dan penyakit, dan
   (4) mempunyai bobot yang tinggi dan seragam.


• Benih gandum mempunyai masa dormansi yang tidak terlalu lama antara 0 - 4 bulan.
• Sebelum ditebar seyogyanya benih direndam beberapa menit dalam air.
• Kotoran atau biji yang telah rusak, karena beratnya lebih ringan akan terapung. Benih yang telah bersih itu kemudian diuji daya tumbuhnya.
Syarat benih gandum bersertifikat :
(1) kemurnian benih mini-mal 98 %,
(2) campuran benih varietas lain maksimal 0,2 %,
(3) biji gulma maksimal 0,1 %,
(4) kotoran maksimal 2 %,
(5) daya tumbuh minimal 80 %
(6) kadar air mak-simal 13 %

                    

                                       BAB IV
                  PERLAKUAN BENIH TANAMAN GANDUM
   Sebelum benih ditanam, sebaiknya diberi perlakuan benih terlebih dahulu, untuk mencegah kerusakan dan serangan hama-penyakit, baik yang berasal dari dalam tanah atau dari benih itu sendir.Fungisida yang dapat digunakan antara lain Ceresan.Banyaknya benih per lubang tergantung dari daya tumbuh benih. Benih yang berdaya tumbuh 95 % cukup dua butir per lubang.Untuk jarak tanam 20 x 10 cm diperlukan 30 kg benih/ha.Benih yang berdaya tumbuh kurang dari 95 persen sebaiknya lebih dari dua butir per lubang atau 35 kg benih/ha.Kelembaban tanah selama perkecambahan dipertahankan pada RH tanah mendekati kapasitas lapang.

                                     BAB V
                  PENANAMAN TANAMAN GANDUM
  Cara menanam bibit bisa dilakukan dengan menyemaikan benih-benih gandum hingga daun tumbuh terlebih dahulu di lahan persemaian ataupun menanam langsung bibit-bibit gandum di atas bedengan dengan jarak ideal 25 cm x 25 cm. Baik cara tanam dengan disemaikan terlebih dahulu maupun de­ngan langsung sama-sama baik, tinggal kita menyesuaikan dengan keadaan saja. Waktu yang paling tepat untuk menanam gandum yaitu pada akhir musim hujan dan awal musim kemarau. Setelah ditanam, lahan harus selalu dirawat dengan pengairan dan pemupukan secara rutin.
  Pemupukan yang pertama yaitu setelah bibit gandum mulai tumbuh. Selanjutnya pemupukan yang kedua dilakukan pada 30 hari setelah tanam. Setelah sekitar 50 hari tanaman gandum akan mulai berbiji dan setelah 80 hari proses pengisian biji gandum pun terjadi. Pada masa-masa ini tanaman gandum perlu terus diairi dengan lebih baik hingga masa panen tiba sehingga hasilnya akan bagus.

              




                                   BAB VI  
                PEMELIHARAAN TANAMAN GANDUM
-PENYIANGAN DAN PENGAIRAN
Penyiangan dilakukan sebanyak duakali,yaitu pada umur 15 dan 28-30 hst.
Penyiangan dilakukan secara manual(hand weeding). Adapun pemberianair/irigasi dilakukan dengan menyesuaikankondisi hujan. Gandum tergolong tanamanyang tidak memerlukan banyak air. Kisarankebutuhan air per musim adalah 254-400mm.Pemberian air dilakukan apabila tidak adahujan, yaitu dengan cara menggenangisaluran disekeliling bedengan sehinggatanah di atas bedengan cukup lembab.Pemberian air dilakukan setiap 2-3 minggu.Pada umur tanaman 45-65 hari, kondisi.tanah harus dijaga cukup lembab/basahkarena proses pengisian biji berlangsungpada fase tersebut.
Varietas Unggul Gandum:
Dewata
Umur panen : ± 82 hari
Tipe batang : kompak
Warna biji : kuning
 kecoklatan
Bobot 1000 biji : ± 46 g
Rata-rata hasil : 2,96 t/ha
Kandungan protein : 13,94%
Daerah sebaran : dianjurkan
-PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
  Untuk dataran tinggi (<1000 m dpl).Hama dan penyakit utama yang banyak menyerang tanaman gandum adalah Ulat tanah, Aphids, Kepik hijau dan Jamur. Ulat tanah menyerang pada malam hari saat umur tanaman 1-4 minggu. Sementara itu,Kepik hijau umumnya menyerang saat pengisian biji sehingga biji menjadi hampa/malai menjadi berwarna putih. Jamur menyerang saat curah hujan yang sangat tinggi sehingga menyebabkan tanaman menjadi rebah. Ulat tanah dapat dikendalikan dengan pemberian insektisida Furadan dengan dosis 20 kg/ha pada lubang larikan saat tanam. Hama Aphids dapat dikendalikan dengan penyemprotan insektisida Decis 2Agar dapat berproduksi maksimal, gandum perlu di beri pupuk secara teratur. Kebutuhan pupuk gandum adalah urea 200 kg/ha, SP36 200 kg/ha serta KCl 100 kg/ha.
-PEMUPUKAAN
  Pemupukan dilakukan 2- kali yaitu pada saat tanaman berumur ±10 hari setelah tanam (hst) sebanyak 100 kg urea, 100 kg SP36 dan 50 kg KCl. Pemupukan kedua dilakukan pada saat tanaman berumur ±30 hst dengan dosis yang sama yaitu 100 kg urea, 100 kg SP36 dan 50 kg Kcl. Pada saat gandum sudah mulai berisi. maka dianjurkan juga memberikan pupuk daun.
-PENYULAMAN
    Mengganti tanaman yang mati atau tidak jadi dan rusak dengan benih /bibit yang baru .
-PEMBUMBUNAN
  Pembumbunan yaitu membumbun tanah disekitar tanaman berfungsi agar mudah menyerap unsur hara.
                                       BAB VII 
                PEMANENAN/PEMUNGUTAN HASIL TANAMAN GANDUM
Gandum siap dipanen apabila 80% dari
rumpun telah bermalai, batang dan daun
telah menguning serta biji sudah
mengeras. Umur panen bervariasi, antara
90-125 hari tergantung ketinggian tempat.
Semakin tinggi tempat maka umur
panennya juga semakin lama.
Panen sebaiknya dilakukan pada kondisi
cuaca cerah untuk memudahkan proses
perontokan biji. Panen dilakukan dengan
sabit bergerigi. Selanjutnya malai dijemur
dan dirontok dengan thresher khusus
gandum, atau dapat juga dengan mesin
thresher padi yang dimodifikasi terlebih
dahulu. Setelah perontokan selanjutnya
biji gandum dikeringkan dibawah sinar
matahari atau mesin pengering sebelum
diolah menjadi tepung terigu. Untuk
penepungan skala komersil dianjurkan
adanya uji mutu terlebih dahulu.
Penyiangan dan Pengairan Panen
                                    BAB VIII PENANGANAN PASCA PANEN
Gandum merupakan komoditas penting untuk mendukung pengembangan diversifikasi pangan. Permintaan gandum saat ini sebagai bahan pangan terus meningkat. Pengembangan produksi gandum telah cukup berhasil dilakukan di 8 propinsi. Keberhasilan pengembangan produksi gandum perlu diikuti dengan penanganan pasca panen yang baik agar dapat menghasilkan gandum yang berkualitas sesuai persyaratan mutu dan keamanan pangan. Untuk mendorong dan memfasilitasi pengembangan pasca panen gandum mutlak diperlukan penerapan teknologi pasca panen gandum. Sebagaimana kita ketahui, penurunan kuantitas dan kualitas bahan pangan dapatterjadi selama penyimpanan di gudang yang disebabkan oleh serangan serangga, tikus, burung dan mikroorganisme. Iklim negara kita yang panas dan lerilbab, merupakan kondisi yang sangat baik bagi pertumbuhan serangga hama dan mikroorganisme tersebut di atas sehingga mempercepat proses deteriorisasi.
B. Tujuan Penanganan Pasca Panen
1.    Menekan tingkat kehilangan hasil karena susut,  tercecer, rusak dan sebagainya
2.    Menghasilkan gandum yang berkualitas sesuai persyaratan mutu dan keamanan pangan.