Selasa, 15 Agustus 2017

BUDIDAYA TANAMAN SINGKONG

Budidaya Tanaman Singkong

(Manihot esculenta)

Ruang lingkup dan Karakteristik.
Ruang lingkup tanaman singkong.
SEJARAH SINGKAT
Ketela pohon merupakan tanaman pangan berupa perdu dengan nama lain ubi
kayu, singkong atau kasape. Ketela pohon berasal dari benua Amerika, tepatnya dari
negara Brazil. Penyebarannya hampir ke seluruh dunia, antara lain: Afrika,
Madagaskar, India, Tiongkok. Ketela pohon berkembang di negara-negara yang
terkenal wilayah pertaniannya dan masuk ke Indonesia pada tahun 1852.
Singkong sering disebut-sebut sebagai bahan makanan ndesa atau berasal dari kampung. Meski saat ini beraneka ragam usaha makanan yang berbahan dasar singkong mulai menjamur, namun rata-rata usaha tersebut masih bermotivasi untuk “mengangkat derajat” singkong supaya lebih bergengsi. Artinya, singkong masih dianggap sebagai bahan makanan rendahan.

Di mata pemerintah dan masyarakat, singkong pun dianggap sebagai bahan makanan lokal yang perlu digalakkan sebagai bahan makanan pokok alternatif. Istilah bahan makanan lokal juga perlu dicermati, sebab tanaman singkong ternyata bukan berasal dari Indonesia.

Singkong atau cassava (Manihot esculenta) pertama kali dikenal di Amerika Selatan yang dikembangkan di Brasil dan Paraguay pada masa prasejarah. Potensi singkong menjadikannya sebagai bahan makanan pokok penduduk asli Amerika Selatan bagian utara, selatan Mesoamerika, dan Karibia sebelum Columbus datang ke Benua Amerika. Ketika bangsa Spanyol menaklukan daerah-daerah itu, budidaya tanaman singkong pun dilanjutkan oleh kolonial Portugis dan Spanyol.

Di Indonesia, singkong dari Brasil diperkenalkan oleh orang Portugis pada abad ke-16. Selanjutnya singkong ditanam secara komersial di wilayah Indonesia sekitar tahun 1810.

Kini, saat sejarah tersebut terabaikan, singkong menjadi bahan makanan yang merakyat dan tersebar di seluruh pelosok Indonesia.

Kandungan Gizi
    Kandungan Nutrisi dan manfaat singkong bagi kesehatan Kandungan nutrisi Seperti halnya dengan ubi jalar, singkong juga sangat tinggi mengandung nutrisi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan kita. Singkong menyediakan Energi sebesar 160 Kcal, jumlah Karbohidrat 38.06 g, Protein 1,36 g 2,5, Total Lemak 0.28 g, Kolesterol 0 mg, dan Serat 1,8 g. Berikut kandungan gizi  per 100g singkong mentah menurut USDA: Vitamin: Kandungan vitamin tertinggi ubi kayu adalah Folat (vitamin B9) 27 mg, Vitamin C 20,6 mg, dan Vitamin K 1,9 mg. Selebihnya adalah Niacin 0.854 mg, Pyridoxine 0.088 mg, Riboflavin 0.048 mg, Thiamin 0,087 mg, Vitamin A 13 IU <, dan Vitamin E 0,19 mg. Mineral: Sodium 14 mg, Kalium 271 mg, Kalsium 16 mg 1,6, Zat Besi 0,27 mg, Magnesium 21 mg, Mangan 0,383 mg, Fosfor 27 mg, dan Zinc 0.34 mg.   Manfaat bagi kesehatan Sumber energi: Singkong rendah lemak dan 0 kolesterol, namun ia cukup tinggi kalori, bahkan hampir dua kali lipat kalori daripada kentang. Hal ini mungkin yang tertinggi dari setiap umbi tropis yang kaya pati. 100 g ubi kayu menyediakan 160 kalori, terutama berasal dari sukrosa yang membentuk sebagian besar gula pada umbi-umbian, yang total terhitung lebih dari 69 % dari total gula. Gula kompleks amilosa lainnya adalah sumber karbohidrat utama yaitu sekitar 16-17 %. Dengan demikian, singkong bisa sebagai makanan alternatif selain nasi untuk mendapatkan cukup energi bagi tubuh kita. Mengandung Serat dan 0 kolesterol: Mengonsumsi makanan yang tinggi serat akan sangat bermanfaat untuk kesehatan, seperti menurunkan tekanan darah, menurunkan kadar kolesterol, dan membantu pencernaan. Rendahnya lemak dan kolesterol, yang ditambah dengan kandungan serat, membuat singkong juga baik untuk mencegah resiko obesitas. Mengandung protein: Singkong sangat rendah lemak, juga lebih rendah protein jika dibanding dengan sereal dan kacang-kacangan. Meskipun demikian, makanan yang murah meriah ini mengandung lebih banyak protein, jika dibandingkan dengan sumber makanan lainnya seperti ubi, kentang, pisang, dll. Protein tertinggi terutama terdapat dalam daun singkong yang juga tinggi manfaatnya bagi kesehatan. Bebas gluten: Seperti halnya umbi-umbian lain, ubi kayu juga bebas gluten. Pati singkong yang bebas gluten digunakan sebagai makanan khusus untuk pasien penyakit celiac dan autisme. Sumber vitamin K: Vitamin K berperan potensial dalam membangun massa tulang dengan cara mempromosikan aktivitas osteotrophic dalam tulang. Selain itu, vitamin ini juga berguna dalam pengobatan pasien penyakit Alzheimer dengan cara membatasi kerusakan saraf di otak. Sumber vitamin B: Singkong merupakan sumber yang cukup baik dari beberapa vitamin B-kompleks, seperti folat, thiamin, piridoksin (vitamin B – 6), riboflavin, dan asam pantotenat. Vitamin B Kompleks adalah vitamin esensial yang harus diperoleh setiap hari dari makanan, yang sangat penting bagi kesehatan secara menyeluruh. Magnesium dan Tembaga: Makan Singkong akan membantu Anda untuk mendapatkan asupan magnesium dan tembaga lebih banyak lagi. Diet makanan yang kaya magnesium akan meningkatkan kesehatan seumur hidup, menurunkan tekanan darah, serta mengurangi risiko osteoporosis. Mineral penting lain yang bisa diperoleh dari makan singkong adalah mangan, zat besi, serta seng. Tinggi Kalium: Selain itu, ubi kayu juga menyediakan kalium yang cukup baik (271 mg per 100g, atau 6 % dari kebutuhan setiap hari). Kalium merupakan senyawa penting dari sel dan cairan tubuh yang bermanfaat untuk membantu mengatur detak jantung dan tekanan darah.
Morfologi Tanaman Singkong
Tanaman singkong memiliki nama ilmiah yaitu Manihot utillissima merupakan salah satu tanaman yang dapat tumbuh di berbagai daerah.
Tanaman singkong merupakan tanaman yang cocok untuk ditanam dalam lahan yang gembur, tanaman singkong juga mudah untuk dibudidayakan. Bahkan singkong banyak ditemui di pedesaan dengan kondisi lahan yang kritis, bagi tanaman lain tidak mungkin untuk dapat tumbuh dengan kondisi tanah seperti itu.
Singkong merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat dan bagian dari tanaman singkong yang dapat dikonsumsi selain umbinya yaitu bagian daunnya.
Selain itu, singkong juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar olahan makanan misalnya getuk, tiwul dan lain sebagainya. Selain dimanfaatkan sebagai bahan dasar dalam olahan makanan, singkong dapat digunakan sebagai bahan baku industri rumah tangga misalnyabahan dasar tepung tapioka.
Singkong itu sendiri memiliki nama yang berbeda-beda di masing-masing tempat dimana singkong itu ditanam. Akan tetapi untuk klasifikasi dan morfologi tanaman singkong.
Taksonomi Tanaman singkong
·         Batang
Manihot utillissima atau yang lebih dikenal dengan nama singkong ini memiliki batang yang berbentuk bulat panjang, berbuku-buku, berkayu dan tumbuh dengan memanjang. Batang dari tanaman singkong ini dapat tumbuh 2 hingga 3 cm.
Selain itu ukuran batang tanaman singkong berbeda-beda tergantung dari varietasnya, misalnya besar dan memiliki batang berwarna kecoklatan.
·         Umbi
Umbi yang dihasilkan oleh tanaman singkong ini berbentuk panjang dengan berat umbinya sekitar 500 gram dan bahkan lebih. Umbi dari tanaman singkong berwarna coklat keputih-putihan dengan kulit yang sangat tipis.
·         Daun
Tanaman singkong memiliki daun yang berbentuk seperti 5 jari dan juga lonjong yang memiliki garis pada setiap daun dengan tepi yang rata.
Sedangkan pada bagian ujung dari daun singkong tersebut terlihat seperti sangat tajam. Daun singkong memiliki warna hijau tua dan ada juga daun yang berwarna agak kekuningan.
Singkong merupakan salah satu tanaman yang umbinya dapat dikonsumsi. Apabila dilihat dari kandungan yang ada di dalam singkong, tanaman ini memiliki gizi yang cukup tinggi.
Dalam setiap satu gram singkong mengandung 121 kalori, 34 gram karbohidrat, 1,20 gram protein, 30 mg vitamin C, 33 mg kalsium, 62,50 gram air, 40 gram fosfor, 0,70 mg besi, 0,30 gram lemak, dan 0,01 mg vitamin B1.
Tanaman yang di Sumatera dikenal dengan nama ubi kayu ini juga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan salah satunya yaitu mengatasi penyakit rematik, cara untuk mengobatinya dengan mengambil 5 lembar daun singkong, kapur sirih, dan 15 gram jahe merah.
Varietas Tanaman Singkong di antaranya:
Cimanggu Super
Singkong jenis ini merupakan singkong jenis yang dikembangkan dari daerah Cimanggu.
Singkong Darul Hidayah

Singkong darul hidayah merupakan singkong raksasa varietas unggul. Disebut singkong raksasa karena per batangnya bisa menghasilkan bobot umbi 10 kali lipat dari singkong biasa. Setiap satu hektare lahan bisa menghasilkan ubi kayu hingga 100 ton.
Adira 1
Singkong ini dilepas tahun  1978 merupakan persilangan Mangi / Ambon, Singkong ini dapat dipanen umur 7–10 bulan dengan tinggi batang  1–2 m. Singkong ini mempunyai karakteristik daun berbentuk ‘menjari agak lonjong’, warna pucuk daun coklat, warna ‘tangkai daun bagian atas’ merah, warna ‘tangkai daun bagian bawah’ merah muda, warna batang muda ‘hijau muda’, warna batang tua  ‘coklat kuning’, warna ‘kulit umbi bagian luar’ coklat, warna ‘kulit umbi bagian dalam’ kuning dan warna ‘daging umbi’  kuning.

Malang 1
Produksi mencapai 49 ton/ ha umbi basah dengan umur panen 9 – 10 bulan.Memiliki daya adaptasi yang luas. Daging umbi berwarna putih kekuningan, kualitas rebus baik, enak dan manis ( kadar HCN <40 mg/kg. Dengan kadar tepung 32 – 36 %, varietas ini sesuai untuk bahan baku industry tepung/pati. Malang 1 toleran terhadap hama tungau merah dan toleran terhadap penyakit becak daun.
Syarat Tumbuh
Iklim
1.    Curah hujan yang sesuai untuk tanaman ketela pohon / singkong antara 1.000 – 2.500 mm / tahun.
2.    Suhu udara minimal bagi tumbuhnya ketela pohon/singkong sekitar 10 derajat C.
3.    Bila suhunya dibawah 10 derajat C menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit terhambat, menjadi kerdil karena pertumbuhan bunga yang kurang sempurna.
4.    Kelembaban udara optimal untuk tanaman ketela pohon/singkong antara 60 – 65%.
5.    Sinar matahari yang dibutuhkan bagi tanaman ketela pohon / singkong sekitar 10 jam /hari terutama untuk kesuburan daun dan perkembangan umbinya.
Tanah
1.    Tanah yang paling sesuai untuk ketela pohon / singkong adalah tanah yang berstruktur remah, gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros serta kaya bahan organik. Tanah dengan struktur remah mempunyai tata udara yang baik, unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah.
2.    Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ketela pohon / singkong adalah jenis alluvial latosol, podsolik merah kuning, mediteran, grumosol dan andosol.
3.    Derajat keasaman (pH) tanah yang sesuai untuk budidaya ketela pohon berkisar antara 4,5 – 8,0 dengan pH ideal 5,8. pada umumnya tanah di Indonesia ber pH rendah (asam), yaitu berkisar 4,0 – 5,5, sehingga seringkali dikatakan cukup netral bagi suburnya tanaman ketela pohon.
PENGOLAHAN MEDIA TANAM
PERSIAPAN
Kegiatan yang perlu dilakukan sebelum pengolahan lahan adalah :
·        Pengukuran pH tanah dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus, pH meter dan cairan pH tester.
·        Menganalisis jenis sampel tanah atau contoh tanah yang akan ditanam untuk menentukan ketersediaan nutrisi, kandungan bahan organik.
·        Penetapan jadwal / waktu tanam berkaitan erat dengan saat panen. Hal ini perlu diperhitungkan pada saat tanam bersama dengan asumsi tanamanlainnya (tumpang sari), sehingga sekaligus dapat memproduksi beberapa variasi tanaman yang sejenis.
·        Luas lahan budidaya disesuaikan dengan kebutuhan modal dan singkong masing-masing petani. Pengaturan volume produksi penting juga diperhitungkan karena berkaitan erat dengan perkiraan harga pada saat panen dan pasar. Jika pada saat panen harga akan turun karena penanaman terjadi di daerah pusat panen, volume produksi diatur seminimal mungkin.
PEMBUKAAN DAN PEMBERSIHAN LAHAN
Pembukaan pada dasarnya adalah kliring dari semua jenis gulma (tanaman) dan akar sebelum tanam. Tujuan dari pembukaan lahan untuk akar tanaman tumbuh mudah dan menghilangkan tanaman inang untuk hama dan penyakit yang mungkin hadir.
Pembajakan dilakukan dengan hewan ternak, seperti kerbau, sapi, atau bahkan oleh mesin traktor. Budidaya dilakukan pada sisi yang sulit dijangkau, di atas lahan tegalan relatif sempit oleh bajak dan garu alat sampai tanah siap tanam.
PEMBENTUKAN BEDENGAN
Bedengan dibuat pada saat lahan sudah 70% dari tahap penyelesaian. Bedengan atau pelarikan dilakukan untuk memudahkan penanaman, sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. Pembentukan bedengan/larikan ditujukan untuk memudahkan dalam pemeliharaan tanaman, seperti pembersihan tanaman liar maupun sehatnya pertumbuhan tanaman.
PENGAPURAN
Untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang sangat asam / gembut tanah, perlu pengapuran. Jenis kapur yang digunakan adalah kapur kalsit / kaptan (CaCO3). Dosis yang biasa digunakan untuk pengapuran adalah 1-2,5 ton / ha. Pengapuran diberikan pada saat pembajakan atau selama pembentukan tidur kasar bersama dengan pupuk kandang.
TEKNIK PENANAMAN
PENENTUAN POLA TANAM
Pola tanaman harus memperhatikan musim dan curah hujan. Pada lahan tegalan/kering, waktu tanam yang paling baik adalah awal musim hujan atau setelah penanaman padi. Jarak tanam yang umum digunakan pada pola monokultur ada beberapa alternatif, yaitu 100 X 100 cm, 100 X 60 cm atau 100 X 40 cm. Bila pola tanam dengan sistem tumpang sari bisa dengan jarak tanam 150 X 100 cm atau 300 X 150 cm.
Penyiapan bahan tanaman.
Persiapan bibit tanaman singkong.
Untuk menghasilkan buah yang banyak dan berukuran besar, tanaman singkong harus memiliki ruang untuk akar-akarnya tumbuh. Oleh karena itu dalam menyiapkan lahan tanam harus dilakukan penggemburan. Penggemburran lahan tanam singkong dapat menggunakan cangkul (kapasitas tanam sedikit) atau menggunakan bajak/traktor (untuk kapasitas pertanian/industri). Lahan yang sudah digemburkan dapat ditaburi pupuk kandang untuk menambah unsur hara tanah dan menjadi nutrisi bagi tanaman untuk tumbuh subur. Tambahkan kapur jika tanah asam, karena singkong akan tumbuh baik pada derajat keasaman tanah netral (pH: 5-8)


Dalam menyiapkan bibit singkong, dapat dilakukan dengan memotong batang singkong menjadi beberapa potongan dengan ukuran panjang sekitar 20cm. Batang singkong dapat dipotong lurus juga dapat dipotong miring.
bibit singkong
Batang singkong tang telah dipotong-potong

Menanam Bibit

Bibit yang telah dipotong dapat langsung ditanam ke lahan pertanian, tanamlah bibit singkong dengan jarak 60 cm x 80cm (60cm jarak bibit dengan bibit yang lain : 80cm jarak antar lajur/kolom). dalam menanam bibit singkong yang harus diperhatikan adalah arah tunas, jangan sampai terbalik. Kita dapat melihat arah tunas di dekat buku-buku atau tonjolan bekas daun singkong yang lepas. Pada posisi tersebit dapat terlihat anak tunas (sering disebut mata). Pastikan anak tunas menghadap ke atas,agar tidak tumbuh terbalik.

Perawatan Tanaman Singkong

Tanaman singkong harus dirawat untuk memperoleh ubi yang banyak dan berbobot, cara melakukan perawatan tanaman singkong dapat dilakukan dengan melakukan pemupukan pada 3minggu-4minggu pertama atau setelah singkong sudah mengeluarkan tunas dengan memiliki daun sekitar 5-7 helai. Lakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk kimia (Urue, TSP, KCl) dengan takaran disesuaikan dengan petunjuk yang tertera di karung pupuk.

Selain melakukan pemupukan, lakukan juga penyiangan atau membersihkan gulma dan rumput-rumput yang mengganggu. Lakukan penyulaman pada bibit yang tidak tumbuh dan ambruk.

Pemupukan juga bisa dilakukan pada bulan ke 5 dari penanaman agar ubi dapat lebih besar saat dipanen. Namun biasanya hanya menggunakan urea saja.


Pemanenan Singkong

Tanaman singkong pada umumnya dapat dipanen pada usia sekitar 7-8 bulan dari penanaman. Namun seiring dengan bertambahnya teknologi yang dapat menghasilkan varietas baru, ada singkong yang dapat dipanen pada bulan ke 5 dari penanaman.Ciri-ciri tanaman singkong siap dipanen adalah daun-daun sudah mulai sedikit karena rontok, ubi singkong sudah besar (dapat dilihat dengan menggali tanah pada bagian ubi).

Lakukan pemanenan dengan cara mencabut singkong secara manual, tanah yang gembur tadi tentunya akan sangat membantu mengurangi ubi singkong tertinggal saat dicabut. Singkong dapat dipanen secara serentak. Pisahkan ubi dari pohon dengan cara memotong dengan menggunakan parang/golok pada bagian pangkal ubi (jangan sampai terkena ubinya).

Setelah panen

Kumpulkan semua batang singkong yang tersisa untuk membersihkan lahan agar dapat ditanami kembali. batang ubi sisa ini dapat dijadikan bibit kembali untuk penanaman selanjutnya atau dapat dibakar pada lahan pertanian/kebun tersebut untuk menjadi pupuk.

Itulah beberapa cara melakukan penanaman singkong yang benar agar menghasilkan panen yang banyak, dan melakukan perawatan pada singkong. Pemilihan bibit yang baik akan sangat berpengaruh terhadap hasil panen.
Penanganan Pasca Panen.
Penanganan pasca panen 
Penanganan pasca panen pada ubi kayu (singkong) dilakukan dalam beberapa proses penanganan. Proses inilah akan meningkatkan nilai jual dari ubi kayu dilakukan dengan benar. Adapun proses penanganan pasca panen pada ubi kayu adalah sebagai berikut:


1.    panen
2.    pengangkutan
3.    pengupasan kulit
4.    perajangan
5.    pengeringan
6.    penyimpanan


Susut pada ubi kayu 
Besarnya susut pada ubi kayu dipengaruhi faktor internal seperti varietas ubi kayu dan faktor eksternal cara perajangan. Faktor eksternal adalah faktor yang memberikan kontribusi susut yang paling besar pada penanganan pasca panen ubi kayu. Oleh karena itu untuk mengurangi susust pada produk, maka perlu dilakukan penanganan pasca panen yang benar. Adapun faktor yang mempengaruhi besarnya susut bahan pada ubi kayu adalah:
1.    varietas ubi kayu
2.    kadar air pada waktu pemanenan
3.    pengaruh musim
4.    cara pemanenan
5.    cara perajangan
6.    cara pembelahan
7.    cara pengeringan
Proses pasca panen kristis pada ubi kayu 
Penanganan pasca panen pada ubi kayu terkadang tidak dapat dilakukan dengan benar karena berbagai alasan dan keterbatasan. Akan tetapi ada beberapa proses penanganan pasca panen yang akan berdampak besar pada penurunan mutu dan jumlah akhir dari produk yang dihasilkan apabila tidak dilakukan dengan benar. Proses penanganan pasca panen tersebut adalah:
1.    Panen
2.    perajangan
3.    pengeringan
Standar mutu ubi kayu 
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan mutu dari ubi kayu yang akan digunakan sebagai bahan baku suatu produk adalah sebagai berikut: 

1.    kadar air
2.    kadar pati
3.    pembengkokan umbi
4.    kepoyoan
5.    keretakan umbi
Proses Perajangan
Pada proses perajangan tebal irisan 0.5-1 cm dengan lama penjemuran 3-5 hari. Perajangan dapat dilakukan dengan dua cara, perajangan berkulit dan perajangan gaplek kupas kulit.

1. Perajangan berkulit
1.    kotor
2.    mudah terserang jamur
3.    warna keruh
4.    pati turun
5.    proses cepat
2. Perajangan kupas kulit
Perajangan gaplek kupas kulit dapat dilakukan secara utuh, dibelah 4 sebesar ibu jari atau setengah jari, kemudian diiris 0.5-1 cm. Perajangan dapat dilakukan dengan menggunakan alat perajang seperti: pisau/parang, rasingko (300 kg/jam). gaplek dengan irisan tebal 4-5 cm memiliki lama pengeringan 7-10 hari.
Jenis Olahan Tepung Ubi Kayu
Ubi kayu dapat diolah menjadi tepung gaplek, tapioka, tepung ubi kayu dan mocaf.  setiap jenis tepung tersebut memiliki kelebihannya masing-masing. 













Tidak ada komentar:

Posting Komentar