BUDIDAYA TANAMAN TALAS(Colocasia
esculenta (L.) Schott)
BAB
I
Ruang lingkup dan karakteristik tanaman Talas
I a. Ruang lingkup tanaman talas
SEJARAH SINGKAT TANAMAN TALAS
Talas
merupakan tanaman pangan berupa herba menahun. Talas termasuk dalam suku
talas-talasan (Araceae), berperawakan tegak, tingginya 1 cm atau lebih
dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun. Talas mempunyai beberapa
nama umum yaitu Taro, Old cocoyam, ‘Dash(e)en’ dan ‘Eddo (e)’. Di
beberapa negara dikenal dengan nama lain, seperti: Abalong (Philipina), Taioba
(Brazil), Arvi (India), Keladi (Malaya), Satoimo (Japan),
Tayoba (Spanyol) dan Yu-tao (China).
Asal mula tanaman ini berasal dari daerah
Asia Tenggara, menyebar ke China dalam abad pertama, ke Jepang, ke daerah Asia
Tenggara lainnya dan ke beberapa pulau di Samudra Pasifik, terbawa oleh migrasi
penduduk. Di Indonesia talas bisa di jumpai hampir di seluruh kepulauan dan
tersebar dari tepi pantai sampai pegunungan di atas 1000 m dpl., baik liar
maupun di tanam.
Animo masyarakat /
kebutuhan dimasyarakat
Talas merupakan tumbuhan yang 90%
bagiannya dapat dimakan. Daun, tangkai daun, pelepah, umbi induk dan umbi
anakan dapat dimakan. Bagian yang tidak dapat dimakan hanyalah akar-akar
serabutnya. Manfaat utama umbi talas adalah sebagai bahan pangan sumber
karbohidrat. Di Kabupaten Sorong Irian Jaya talas dimakan sebagai makanan
pokok. Di daerah lain talas dimakan sebagai makanan tambahan setelah diolah
menjadi macam-macam masakan atau dimakan begitu saja sebagai talas rebus, talas
kukus atau talas goreng. Talas juga dapat diambil
tepungnya untuk dipakai sebagai pengganti tepung terigu. Tepung
talas, selain dapat diolah menjadi keripik, umbi talas juga dapat diolah
menjadi tepung. Tepung talas dapat digunakan sebagai bahan baku makanan ringan. Di Filipina dan Columbia talas dibuat kue-kue,
sedangkan di Brazil dijadikan roti. Umbi
talas tidak dapat dikonsumi dalam keadaan mentah, karena umbi ini menghasilkan
getah yang dapat mengakibatkan gatal-gatal pada mulut dan gangguan pencernaan
bila dikonsumsi dalam keadaan mentah (Rosmiatin, 1995).
Kandungan gizi yang ada di dalam
tanaman talas ini adalah Thiamin, zat besi, riboflavin, fosfor, Vitamin B6 dan
C, zinc, niacin, tembaga, potassium, serat, dan juga mangan. Selain itu
kandungan gizi yang dapat bermanfaat bagi tubuh manusia pada umbi talas adalah
Protein, Lemak, Karbohidrat, Kalsium, Phospor, Besi, Vitamin A, C, B1, dan air.
Umbi talas kukus memiliki kandungan energi sebesar 120 kal, sedangkan umbi
talas mentah memiliki kandungan energi sebesar 98 kal. Bagian umbi dan daun
talas mengandung mineral serta vitamin, bahkan kandungan nutrisi dari daun
talas sama dengan kandungan nutrisi pada sayur bayam. Namun
demikian perlu diingat bahwa tumbuhan talas ini juga memiliki kandungan asam
oksalat, maka dari itu ada baiknya untk menghindari mengkonsumsi umbi ini oleh
mereka yang memiliki gangguan ginjal, rematoid arthritis, ataupun gout. Bila
tidak, maka penyakit yang kita derita itu akan menjadi jauh lebih parah (Fatah,
1995).
Bagian umbi dan daunnya kaya akan
mineral serta vitamin. Nutrisi di dalam daun talas ini serupa dengan yang
terkandung di dalam sayur bayam. Selain itu, tanaman ini juga dapat
dimanfaatkan guna mengatasi bengkak yang dikarenakan oleh radang kelenjar limfa
stadium awal. Tumbuhan talas ini juga dapat membuat orang yang mengkonsumsinya
menjadi jauh lebih nyaman. Selain itu, tumbuhan ini juga dapat meringankan
diare, dan dapat dijadikan untuk obat oles guna mengobati penyakit bisul, luka
bakar, dan juga luka karena gigitan serangga. Umbi talas ini juga baik untuk
menyeimbangkan pH di dalam tubuh kita (Lembaga Biologi Nasional, 1977).
Selain
sebagai sumber karbohidrat pengganti beras, talas dapat dimanfaatkan untuk
berbagai kepentingan. Bubur talas dapat melancarkan pencernaan sehingga
dapat dikonsumsi untuk makanan bayi dengan tingkat alergi yang rendah. Bubur
akar rimpang talas dipercaya sebagai obat encok, cairan akar rimpang talas
dapat digunakan sebagai obat bisul. Orang
yang makanan pokoknya talas seperti orang melanesia memiliki gigi yang lebih
kuat dan bagus. Hal tersebut disebabkan makan talas dapat meningkatkan kebasaan
yang lebih tinggi sehingga mulut tidak masam. Kemasaman yang tinggi merupakan
salah satu penyebab rusaknya gigi, sedangkan kebasaan yang tinggi memperkecil
kemungkinan rusaknya gigi, sehingga gigi menjadi kuat, sehat dan bagus (Rahmanto,
1994).
Jenis - Jenis Hasil Olahan Produksi Talas
Talas berpotensi untuk diolah menjadi berbagai jenis
olahan antara lain adalah berikut ini.
a. Sebagai Makanan Pokok
Talas dibeberapa daerah Indonesia merupakan makanan pokok
pengganti nasi seperti Mentawai (Propinsi Sumatera Barat), Sorong (Propinsi
Irian Jaya). Selain Indonesia dibeberapa negara juga digunakan sebagai makanan
pokok seperti di Melanesia, Fiji, Samoa, Hawai, Kolumbia, Brasil, Filipina. Di
Hawai talas disajikan sebagai makanan pokok yang disebut poi yaitu talas yang
dibuat getuk dan dicampur air dan kemudian difermentasikan sebelum dimakan
sedangkan di Brasil talas dibuat jadi roti.
b. Sebagai Sayuran
Selain itu bagian tanaman yang lain seperti daun
dan batangnya juga dapat digunakan sebagai sayuran seperti buntil. Sedangkan
akar rimpang maupun getah pada pelepahnya dapat juga dimanfaatkan sebagai obat
tradisonal.
c. Sebagai Olahan Home Industry (Industri Rumah Tangga).
Tanaman talas telah dikenal lama oleh
masyarakat luas sebagai bahan makanan dan bahkan telah menjadi komoditas
perdagangan. Di beberapa daerah seperti di Jawa Barat,Jawa Timur dan beberapa
daerah lainnya umbi talas telah menjadi industri rumah tangga (home industry)
dalam bentuk ceriping, talas goreng, talas rebus, kolak dan sebagainya sehingga
memiliki nilai ekonomi yang baik dan menguntungkan bagi para petani maupun
pedagang yang mengusahakannya.
d. Sebagai Obat Tradisional
Manfaat talas lainnya adalah sebagai bahan obat
tradisional. Seperti bubur akar rimpang talas dipercaya sebagai obat encok;
cairan akar rimpang digunakan obat bisul; getah daunnya sering digunakan untuk
menghentikan pendarahan karena luka dan obat bengkak. Pelepah dan tangkai
daunnya yang telah dipanggang dapat digunakan untuk mengurangi rasa gatalgatal,
bahkan pelepah daunnya juga dapat sebagai obat gigitan kalajengking. Bangsa Sawati
di Afrika biasa menanam talas dibelakang gubuk untuk mencegah serangan rayap.
Umbi talas dapat sebagai penguat gigi, hal ini dapat dibuktikan pada orang
Melanesia ternyata giginya lebih kuat dan bagus (mencegah kerusakan gigi)
daripada mereka yang makanan pokoknya sagu dan bijibijian. Karena makanan umbi
talas menyebabkan kebasaan lebih tinggi. Sedangkan keasaman adalah salah satu
biang keladi rusaknya lapisan gigi. Jadi dengan tingginya kebasaan kemungkinan
rusaknya lapisan pelindung gigi menjadi lebih kecil sehingga gigi menjadi tetap
kuat, sehat dan bagus.
e. Sebagai Makanan Ternak
Talas ternyata juga dapat dimanfaatkan
sebagai makanan babi, terutama bagian daun, tangkai dan pelepah. Bagian
tersebut dipangkas secara kontinyu, dapat digunakansebagai makanan tambahan
untuk babi.
f. Tepung Talas
Dewasa ini tepung talas sudah cukup
banyak dijumpai di pasaran. Hal ini menunjukkan makin berkembangnya aneka ragam
makanan di masyarakat Indonesia khususnya di Pulau Jawa yang menempatkan talas
sebagai salah satu bahan dasar pembuatan makanan.
g. Enyek-enyek Talas
Enyek-enyek merupakan makanan ringan
berbentuk seperti kerupuk dan popular di kalangan masyarakat Sunda. Namun
demikian jenis makanan ini kemungkinan besar juga dapat dijumpai di seantero
tanah air dengan nama yang berbeda.
h. Dodol Talas
Hampir semua kalangan masyarakat
di Indonesia mengenal jenis makanan ini. Dodol berbahan dasar talas ini juga
mempunyai citarasa yang tidak berbeda dengan dodol pada umumnya yaitu manis dan
agak lengket.
i. Cheese Stick Talas
Cheese stick merupakan jenis
makanan yang berasal dari luar Indonesia yang menempatkan keju sebagai
pembentuk cita rasa.
Kandungan Gizi Talas
Dalam talas terdapat kandungan karbohidrat yang cukup tinggi, rendah
lemak dan terdapat kandungan serat yang cukup baik untuk memperlancar kerja
pencernaan. Kandungan vitamin yang terdapat dalam umbi talas diantaranya
vitamin C, vitamin E, vitamin B6, dan betakaroten.
Banyaknya Talas yang diteliti = 100
gr
Bagian Talas yang dapat dikonsumsi
(Bdd / Food Edible) = 85 %
Jumlah Kandungan Energi Talas = 98
kkal
Jumlah Kandungan Protein Talas = 1,9
gr
Jumlah Kandungan Lemak Talas = 0,2
gr
Jumlah Kandungan Karbohidrat Talas =
23,7 gr
Jumlah Kandungan Kalsium Talas = 28
mg
Jumlah Kandungan Fosfor Talas = 61
mg
Jumlah Kandungan Zat Besi Talas = 1
mg
Jumlah Kandungan Vitamin A Talas =
20 IU
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Talas =
0,13 mg
Jumlah Kandungan Vitamin C Talas = 4
mg
Khasiat / Manfaat Talas : – (Belum
Tersedia)
Huruf Awal Nama Bahan Makanan : T
Sumber Informasi Gizi : Berbagai
publikasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Manfaat Talas
-Sebagai makanan pokok pengganti
nasi, di beberapa daerah di Indonesia umbi talas dijadikan makanan pokok
seperti di daerah Mentawi-Sumatera Barat, dan Irian Barat.
-Sebagai Sayuran, batang dan daun
tanaman talas dapat diolah menjadi sayuran seperti Buntil.
-Menjadi bahan olahan Industri, umbi
talas biasanya diolah menjadi keripik dalam jumlah besar oleh indutri-industri
rumahan atau industri skala besar.
-Untuk Pakan ternak, batang dan daun
talas selain bisa diolah menjadi sayur untuk makanan manusia dapat juga diolah
menjadi pakan tenak seperti Babi.
-Tepung talas, selain dapat diolah
menjadi keripik, umbi talas juga dapat diolah menjadi tepung. Tepung talas
dapat digunakan sebagai bahan baku makanan ringan atau kue.
Khasiat Talas Bagi
Kesehatan
Umbi talas memiliki efek farmakologis anti pembengkakan (antiswelling).
Kandungan kimia yang ada dalam tumbuhan ini adalah zat besi, kalsium, garam
fosfat, protein, vitamin A dan B. Bagian yang bisa dipakai adalah daun, umbi,
dan seluruh tumbuhan.
Talas merupakan sumber pangan yang
penting karena selain merupakan sumber karbohidrat, protein dan lemak, talas
juga mengandung beberapa unsur mineral dan vitamin.
Penggunaan talas sebagai obat tradisional
adalah pembuatan bubur akar rimpang talas yang dipercaya sebagai obat encok.
Selain itu cairan akar rimpang
sebagai obat bisul, sementara getah daunnya sering digunakan untuk menghentikan
pendarahan karena luka dan sebagai obat untuk bengkak.
Pelepah dan tangkai daun yang
dipanggang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi gatal-gatal. Pelepah daun juga
diyakini mampu mengobati gigitan kalajengking
Dalam 100 gram talas kukus tanpa
bumbu, terdapat 142 kalori. Mayoritas kalori berasal dari karbohidratnya.
Hebatnya, dalam 100 gram itu lemaknya cuma 0,75 gram, sedangkan seratnya
sebanyak 5,3 gram. Jumlah ini sudah memenuhi 20,5% kebutuhan serat Anda dalam
sehari. Serat sangat bagus untuk memperlancar kerja pencernaan.
Talas juga menjaga kolesterol darah
tetap rendah.
Bagi Anda yang sedang dalam program
penyembuhan dari gangguan kolesterol dan sodium yang tinggi, talas sangat layak
Anda pilih.
Mengonsumsi talas dapat mencegah
risiko gangguan jantung dan tekanan darah tinggi. Talas rebus tanpa tambahan
apa pun, 100% bebas dari kolesterol. Kandungan sodium dalam 1 cangkir (132
gram) talas hanyalah 20 mg, atau hanya 1% dari konsumsi batasan konsumsi sodium
harian.
Setiap 1 cangkir talas mengandung 11%
vitamin C sumber zat antioksidan. Bila tubuh sedang rawan terkena flu, vitamin
C memperkuat pertahanan tubuh dengan membantu percepatan gerak sel darah putih.
Makan 1 cangkir talas juga dapat
memenuhi 19% vitamin E dan 22% vitamin B6 kebutuhan harian Anda. Bersama dengan
vitamin C, vitamin B6 juga membantu menjaga imunitas tubuh, sedangkan vitamin E
menurunkan risiko terkena serangan jantung.
Kandungan
beta carotene (nutrisi setara vitamin A) pada talas bermanfaat untuk menjaga
kesehatan mata, kulit, dan meningkatkan fertilitas.
Kekayaan
gizi talas makin lengkap dengan muatan beragam mineral. Satu cangkir talas
mengandung 10% magnesium dan fosfat, dan 13% tembaga yang kita butuhkan setiap
hari.
Talas
juga bahan pangan sempurna, karena setiap cangkirnya mengandung 18% potasium,
30% mangan, dan kalium yang Anda butuhkan. Potasium berguna untuk menjaga kerja
jantung dan tekanan darah, mangan menjadi andalan lancarnya metabolisme protein
dan lemak di dalam tubuh, sementara kalium baik untuk menjaga kesehatan jantung.
I
b. karakteristik
I
.1 .Klasifikasi Tanaman Talas
Tanaman talas diklasifikasikan sebagai
berikut :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Fillum / Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan
yang memiliki bunga
Kelas: Liliopsida (tumbuhan dengan biji
berkeping satu /monokotil)
Ordo : Arales
Famili/Suku : Araceae (suku talas-talasan)
Genus : Xanthosoma
Jenis / Spesies : Xanthosoma sagittifolium
L.
Morfologi Tanaman Talas
Tanaman yang banyak dibudidayakan di
daerah bogor ini, memiliki bentuk tanaman sebagai berikut :
a.Morfologi Akar pada Tanaman Talas
Tanaman talas merupakan tanaman yang
berbentuk tegak, tanaman ini memiliki sistem perakaran serabut yang dangkal dan
tersusun dari kumpulan akar adventif.
b.Morfologi
Batang pada Tanaman Talas
Batang pada tanaman
talas memiliki bentuk yang pendek. Secara umum batang tanaman talas dibungkus
oleh daun dan berbentuk umbi yang biasanya dapat dikonsumsi. Batang tanaman
talas berada di dalam tanah, dengan batang berwarna coklat kehitaman.
Terkadang pada batang tanaman talas tersbeut terdapat bulu
halus. Batang tanaman talas ini memiliki bentuk yang bulat dengan jarak
masing-masing ruas batang tanaman talas sangat pendek atau sempit. Batang pada
tanaman talas tumbuh dengan arah yang tegak ke atas.
c.Morfologi
Daun pada Tanaman Talas
Daun pada tanaman talas memiliki bagian yang tersusun dengan
lengkap, yaitu pada daun talas terdapat helaian daun, pelepah, dan tangkai
daun.Daun pada tanaman talas termasuk ke dalam daun tunggal yang memiliki daun
dengan jumlah berkisar antara 2 hingga 5 helai.Daun talas memiliki tangkai yang
berukuran pajang,dan lembut serta memiliki banyak rongga udara yang dapat
membuat tanaman talas beradaptasi pada kondisi lingkungan yang tergenang.Tangkai
pada daun talas berwarna hijau dengan garis. Setiap helai daun berukuran atara
6 hingga 60 cm dengan lebar berkisar antara 7 hingga 53 cm, dengan daun
berbentuk lonjong atau oval. Pada bagian ujung daun tanaman talas terlihat
seperti meruncing.
d.Morfologi
Bunga pada Tanaman Talas
Sistem perbungaan
pada tanaman talas yaitu dengan tongkol, tangkai dan seludang. Tangkai pada
tanaman talas berukuran antara 10 hingga 30 cm dan dengan ukuran seludang
berkisar antara 10 hingga 30 cm.Bagain dari bunga betina dan bunga jantannya
terpisah, dengan bunga betina terletak di bagian bawah tanaman talas dan bunga
jantan berada di bagian atasnya.Diantara bunga jantan dan bunga betina tersebut
terdapat bunga mandul. Buah pada tanaman talas merupakan buah buni dengan buah
berwa.
B. Taksonomi Talas (Colocasia esculenta L)
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Arecidae
Ordo : Arales
Famili : Araceae (suku talas-talasan)
Genus : Colocasia
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Arecidae
Ordo : Arales
Famili : Araceae (suku talas-talasan)
Genus : Colocasia
Spesies
: Colocasia esculenta (L.) Schott
C.JENIS-JENIS TALAS BERNILAI EKONOMIS TINGGI.
TALAS SUTERA.
Talas Sutera mempunyai ciri daun berwarna
hijau muda dan miliki bulu halus yang apabila disentuh miliki kesamaan dengan
tekstur kain sutera. Umbi yang dihasilkan berwarna kecoklatan dengan ukuran
sedang atau tidak terlalu besar dan umumnya dipanen pada umur 5-6 bulan.
TALAS BENTUL.
Talas Bentul mempunyai ciri batang berwarna
keunguan dibandingkan dengan jenis talas lainnya. Umbi yang dihasilkan berwarna
muda kekuningan dengan ukuran yang lebih besar dan umumnya dipanen pada umur
8-10 bulan.
TALAS KETAN.
Talas Ketan mempunyai ciri daun berwarna
hijau tua sedikit keungguan dan jenis talas ini akan lengket apabila selesai
direbus memiliki ukuran sedang atau tidak terlalu besar dan umumnya dipanen
pada umur 6-7 bulan.
D.
Syarat tumbuh tanaman talas
|
BAB
II
PERSIAPAN
LAHAN PRODUKSI TANAMAN TALAS
.
|
Pengolahan Media Tanam
|
BAB
III PENYIAPAN BAHAN TANAMAN
PENYIAPAN
BIBIT
Talas semir diperbanyak secara vegetatif
dengan tunas/anakan/sulur yang keluar dari umbi atau potongan umbi. Bibit
dikumpulkan dan dipilih dari anakan/sulur yang tumbuh disekitar tanaman induk
yang telah berumur 5-7 bulan yaitu tunas kedua dan ketiga. Anakan atau sulur
yang telah dipisah dari umbi induk tidak langsung ditanam dilapangan, tetapi
ditanam dipersemaian. Tempat pesemaian pada umumnya tanah-tanah lembab di
pinggir kolam, lahan sawah dll. Pemindahan bibit dari pesemaian pada umumnya
dilakukan setelah bibit berdaun 2-3 lembar. Bibit talas dari pesemaian digali,
akarnya dikurangi sebagian dan daun dipotong sehingga tinggal daun termuda yang
masih kuncup. Bagian bawah umbi dipotong, dengan menyisakan umbi dipangkal
batang, bersama dengan akar akarnya. Bibit talas yang baik adalah umbi yang
memiliki diamater lebih besar dari 65 mm. a. Besar, garis tengah umbi lebih
dari 65 mm b. Sedang, garis tengah umbi antara 51-60 mm c. Kecil, garis tengah
umbi kurang dari 45 mm Gambar 1 : Tiga macam ukuran bibit talas.
BAB
IV PERLAKUAN BENIH TANAMAN TALAS
Pemilihan Benih
Untuk menghasilkan talas dengan umbi yang
berkualitas, diperlukan benih yang juga memiliki kualitas tinggi. Cara untuk
mengembangbiakkan talas dapat dilakukan dari biji, anakan dan stolon, jaringan,
dan mata tunas umbi.
Anakan yang dijadikan sebagai benih
tanaman talas, harus sudah cukup besar, dan umbinya sudah berkembang dengan
ketinggian berikisar antara 60 hingga 70 cm.
Sebelum digunakan, benih harus dipelihara
terlebih dahulu di bedengan yang tanahnya diberi pupuk organik dan diolah
dengan baik.
Masing-masing
bibit ditanam dengan jarak 10 hingga 15 cm. Bibit harus ditanaman dengan baik
agar bibit dapat berkembang agak besar, dan selanjutnya bibit atau benih ini
dapat ditanam di areal penanaman tanaman talas.
BAB
V
PENANAMAN
Tanaman talas
sangat rentan terhadap kekeringan, oleh karena itu untuk membudidayakan tanaman
talas pada lahan yang terbuka sebaiknya dibudidayakan pada awal musim hujan.
Bibit tanaman talas bisa mati apabila
dalam penanaman kekurangan air 2 hingga 3 hari. Agar lahanyang digunakan
sebagai media tanam tetap subur dan lembab, di sekitar lahan dapat diberi mulsa
yaitu berupa jerami, dedaunan, potongan rumput kering, dan lain sebagainya.
Tanaman talas harus disiram secara
teratur, apabila hujan tidak turun. Sebab tanaman talas yang mengalami
kekeringan, menyebabkan pertumbuhannya terganggu, hal tersebut sulit untuk
dipulihkan lagi, walaupun sudah disiram dengan banyak air.
BAB
VI
PEMELIHARAAN TANAMAN TALAS
.PENYULAMAN
Dilakukan jika ada
tanaman yang mati atau tumbuh tidak normal untuk segera diganti dengan yang
baru.proses nya sama dengan penanaman bertujuan untuk mempertahankan populasi
tanaman persatuan luas.
Pengairan
Pengairan dan Penyiraman
Talas membutuhkan tanah yang lembab dan cukup air. Sehingga bila tidak tersedia air yang cukup atau mengalami musim kemarau yang panjang, tanaman talas akan sulit tumbuh. Musim tanam yang cocok untuk tanaman talas ini ialah menjelang musim hujan, sedangkan musim panen bergantung kepada kultivar yang di tanam.
Talas membutuhkan tanah yang lembab dan cukup air. Sehingga bila tidak tersedia air yang cukup atau mengalami musim kemarau yang panjang, tanaman talas akan sulit tumbuh. Musim tanam yang cocok untuk tanaman talas ini ialah menjelang musim hujan, sedangkan musim panen bergantung kepada kultivar yang di tanam.
Penyiangan
Penyiangan
biasanya dilakuakn pada umur 1 bulan setelah tanam. Penyiangan perlu dilakukan
agar tanaman bebas dari gangguan gulma yang dapat menjadi pesaing dalam
penyerapan unsur-unsur hara. Untuk memperoleh umbi yang besar dan bermutu maka
perlu penyiangan terhadap rumput-rumput liar di sekitar tanaman.
Pembumbunan
Pembubunan perlu dilakukan untuk menutup
pangkal batang dan akarakar bagian atas agar tanaman lebih kokoh dan tahan oleh
terpaan angin. Pembubunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan.
Pemupukan
Pemupukan dasar dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah yaitu mencampur sebanyak 1 ton pupuk kandang/hektar. Sedangkan pemupukan pertama dilakukan 1 bulan setelah bibit di tanam, yaitu dengan menggunakan sebanyak 100 kg urea dan 50 kg TSP per hektar. Aplikasi pemupukan yaitu dengan cara membuat lubang pupuk disamping lubang tanam 3 cm. Pemupukan kedua dan ketiga dilakukan pada umur tanaman 3 bulan dan umur 5 bulan masing-masing menggunakan urea sebanyak 100 kg per hektar. Aplikasi dapat dilakukan dengan membuat larikan disamping baris tanaman sejauh 7 cm pada pemupukan umur 3 bulan dan 10 cm pada pemupukan umur 5 bulan.
Pemupukan dasar dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah yaitu mencampur sebanyak 1 ton pupuk kandang/hektar. Sedangkan pemupukan pertama dilakukan 1 bulan setelah bibit di tanam, yaitu dengan menggunakan sebanyak 100 kg urea dan 50 kg TSP per hektar. Aplikasi pemupukan yaitu dengan cara membuat lubang pupuk disamping lubang tanam 3 cm. Pemupukan kedua dan ketiga dilakukan pada umur tanaman 3 bulan dan umur 5 bulan masing-masing menggunakan urea sebanyak 100 kg per hektar. Aplikasi dapat dilakukan dengan membuat larikan disamping baris tanaman sejauh 7 cm pada pemupukan umur 3 bulan dan 10 cm pada pemupukan umur 5 bulan.
Pengendalian Hama dan Penyakit pada
Tanaman Talas
a.Serangga Aphis Gossyipii
Talas yang terserang oleh serangga ini
ditandai dengan bentuk daun yang keriting, sebab serangga ini menyerang dengan
cara menghisap bagian daun tanaman talas.
Serangga ini dapat mengeluarkan madu yang
membuat semut berdatangan. Serangga ini tidak bisa hidup dalam kondisi
lingkungan yang sangat dingin.
Pengendaliannya dapat dilakukan dengan
menggunakan insektisida (dimetoat dan carbaryl).
b.Ulat Heppotion Calerino
Ukuran
dari hama ini sangat besar, dan sangat rakus. Hama jenis ini memakan
keseluruhan dari helai daun talas. Apabila populasi ulat ini sangat
tinggi, maka dapat memakan hingga pelepah daun.
Akibatnya tanaman talas akan menjadi
gundul. Pengendaliannya yaitu dengan memusnahkan ulat tersebut. Pemusnahan
dapat dilanjutkan pada masa setelah panen talas dengan melakukan pembajakan
lahan, hal tersebut bertujuan agar kepompong yang berada di dalam tanah
juga dapat dimusnahkan.
c.Ulat Spodoptera Litura
Tanaman talas yang terkena ulat ini pada
bagian dauunya akan kehilangan lapisan epidermisnya, sehingga daun tanaman
talas tersebut menjadi transparan. Sedangkan daun akan dimakan oleh ulat yang
besar. Tanaman talas merupakan tanaman yang sangat disukai oleh ulat ini.
Pengendaliannya
dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida pada tanaman yang mengalami kerusakan
hingga 50%. Pengendalian lebih efektif dilakukan pada ulat yang masih berukuran
kecil.
d.Penyakit
Hawar Daun
Gejala dari penyakit ini ditandai dengan adanya bercak
berwarna kehitaman, bercak tersebut dapat membesar dan menjadi hawar. Bagian
daun yang telah terserang oleh penyakit ini, selanjutnya akan berubah menjadi
kering.
Cara pengendalian
penyakit hawar daun dapat dilakukan dengan menanan tanaman talas dengan
varietas yang tahan terhadap penyakit dan serangan hama, dan dapat pula
dilakukan penyaringan klon.
e.Serangga
Agrius Convolvuli
Apabila serangga
ini menyerang tanaman talas, maka tanaman talas akan menjadi gundul. Sebab
serangga ini memakan daun hingga tangkainya. Serangga yang besar sangat rakus
dalam memakan daun.
Serangga ini
selain merusak tanaman talas, juga merusak tanaman kacang hijau, ubi jalar, dan
gulma. Cara serangga ini merusak yaitu dimulai dari bagian tepi daun.
Pengendaliannya
dapat dilakukan dengan pemusnahan, mulai dari kepompongnya hingga ketika sudah
menjadi serangga, yaitu dengan cara pembajakan pada tanah setelah masa panen
untuk memusnahkan kepompong yang berada di tanah. Selain itu dapat menggunakan
insektisida pada saat ulat masih kecil.
f.Serangga
Tarophagus Proserpina
Gejala yang
ditimbulkan oleh serangga ini membuat daun berubah menjadi coklat, karena hama
ini menghisap cairan pelepah daun talas.
Pengendaliannya
dilakukan dengan memanfaatkan sejenis pemangsa yaitu Cyrtorthinus pulus dan
jenis serangga lainnya yang efektif untuk mengendalikan hama tanaman talas ini.
g.Serangga Bemisia Tabaci
Sama halnya dengan
serangga tarophagus, serangga ini merusak tanaman talas dengan cara menghisap
cairan daun. Tanaman yang terserang akan menjadi kerdil.
Pengendaliannya
dilakukan dengan menggunakan cabaryl, tri-chloroform, dan malation.
BAB VII
PEMANENAN ATAU PEMUNGUTAN HASIL
.
Panen
Umbi talas mulai dapat dipanen setelah
tanaman berumur antara 7 -9 bulan yang ditandai dengan mengeringnya daun.
Pemanenan talas pada umumnya dilakukan dengan cara memangkas daun dan
menyisakan pelapahnya sepanjang 30 cm. Kemudian tanaman dibongkar
dengan cara menggali tanah di sekitarnya. Pembongkaran tanah harus dilakukan secara hatihati
agar umbi tidak terluka, karena jika terluka dapat mempercepat kerusakan pada saat umbi dalam penyimpanan.
dengan cara menggali tanah di sekitarnya. Pembongkaran tanah harus dilakukan secara hatihati
agar umbi tidak terluka, karena jika terluka dapat mempercepat kerusakan pada saat umbi dalam penyimpanan.
Pada talas belitung cara panen dilakukan
tanpa membongkar pohonnya. Caranya adalah dengan menggali tanah di sekitar
tanaman dan melepaskan umbi anaknya dari induknya. Kemudian tanaman ditimbun
lagi untuk kembali tumbuh setelah 3 4 bulan dan panen pada talas belitung ini
tidak bermusim.
Apabila karena sesuatu hal tanaman talas
yang sudah saatnya dipanen ternyata belum dapat dipanen; maka panen dapat
ditunda dengan cara membiarkan umbi tetap di pertanaman. Namun seluruh pelepah
daun tanaman yang belum akan dipanen dipotong. Tanaman talas yang dibiarkan di
tempat seperti ini tanpa dibongkar tetapi hanya dipotong pelapah daunnya saja,
dapat tahan sampai musim tanam berikutnya tanpa merusak umbi.
Cara penyimpanan dengan membiarkan umbi
tetap berada di pertanaman seperti ini harus dilakukan secara hati-hati dan
dengan penuh perhitungan karena apabila terlalu lama umbi disimpan, maka umbi
tersebut dapat tumbuh menjadi tanaman baru sehingga kualitasnya akan menurun
baik kandungan gizinya maupun rasa umbinya. Hasil ratarata per hektar dari
talas bogor yang dipanen pada saat tanaman berumur antara 68 bulan mencapai
sekitar 57 ton umbi basah sedangkan jika panen antara umur 910 bulan hasilnya
dapat mencapai 810 ton umbi basah, sedangkan Sente dan Kimpul dengan umur panen
antara 4 5 bulan hasil yang diperoleh adalah antara 4 5 ton umbi basah per
hektar.
BAB
VIII
PENANGANAN PASCA PANEN
Umbi
talas yang sudah dipanen mudah rusak, talas yang sudah terlanjur dipanen tidak
bisa bertahan lama tanpa pengolahan dan bila kita ingin menyimpan umbi selama
beberapa waktu lamanya kita harus menjaganya dari kerusakan mekanis dan
diusahakan ruang penyimpanan tetap kering. Di Mesir umbi talas disimpan selama
3,5 bulan pada suhu 7 o C.
Untuk jenis kimpul, umbi dapat disimpan
didalam gudang sampai sekitar 2 bulan. Di pedesaan gudang penyimpanan dapat
berupa kolong lumbung atau kolong balai-balai di dapur. Pada sekitar 6 minggu
dalam penyimpanan umbi mulai bertunas, namun bila suhu cukup tinggi tunastunas
ini akan mati.
Dalam penyimpanan, umbi kimpul akan
mengalami susut berat. Makin rendah suhu, makin kecil susutnya. Pada suhu
rendah, umbi dapat bertahan selama 9 minggu dalam penyimpanan.