Minggu, 26 Februari 2017

BUDIDAYA TANAMAN TALAS(Colocasia esculenta (L.) Schott)
BAB I
 Ruang lingkup dan karakteristik tanaman Talas
I  a. Ruang lingkup tanaman talas
  SEJARAH SINGKAT  TANAMAN TALAS
   Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun. Talas termasuk dalam suku talas-talasan (Araceae), berperawakan tegak, tingginya 1 cm atau lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun. Talas mempunyai beberapa nama umum yaitu Taro, Old cocoyam, ‘Dash(e)en’ dan ‘Eddo (e)’. Di beberapa negara dikenal dengan nama lain, seperti: Abalong (Philipina), Taioba (Brazil), Arvi (India), Keladi (Malaya), Satoimo (Japan), Tayoba (Spanyol) dan Yu-tao (China).
Asal mula tanaman ini berasal dari daerah Asia Tenggara, menyebar ke China dalam abad pertama, ke Jepang, ke daerah Asia Tenggara lainnya dan ke beberapa pulau di Samudra Pasifik, terbawa oleh migrasi penduduk. Di Indonesia talas bisa di jumpai hampir di seluruh kepulauan dan tersebar dari tepi pantai sampai pegunungan di atas 1000 m dpl., baik liar maupun di tanam.
 Animo masyarakat / kebutuhan dimasyarakat
   Talas merupakan tumbuhan yang 90% bagiannya dapat dimakan. Daun, tangkai daun, pelepah, umbi induk dan umbi anakan dapat dimakan. Bagian yang tidak dapat dimakan hanyalah akar-akar serabutnya. Manfaat utama umbi talas adalah sebagai bahan pangan sumber karbohidrat.  Di Kabupaten Sorong Irian Jaya talas dimakan sebagai makanan pokok. Di daerah lain talas dimakan sebagai makanan tambahan setelah diolah menjadi macam-macam masakan atau dimakan begitu saja sebagai talas rebus, talas kukus atau talas goreng. Talas juga dapat diambil tepungnya untuk dipakai sebagai pengganti tepung terigu. Tepung talas, selain dapat diolah menjadi keripik, umbi talas juga dapat diolah menjadi tepung. Tepung talas dapat digunakan sebagai bahan baku makanan ringan. Di Filipina dan Columbia talas dibuat kue-kue, sedangkan di Brazil dijadikan roti.  Umbi talas tidak dapat dikonsumi dalam keadaan mentah, karena umbi ini menghasilkan getah yang dapat mengakibatkan gatal-gatal pada mulut dan gangguan pencernaan bila dikonsumsi dalam keadaan mentah (Rosmiatin, 1995).
      Kandungan gizi yang ada di dalam tanaman talas ini adalah Thiamin, zat besi, riboflavin, fosfor, Vitamin B6 dan C, zinc, niacin, tembaga, potassium, serat, dan juga mangan. Selain itu kandungan gizi yang dapat bermanfaat bagi tubuh manusia pada umbi talas adalah Protein, Lemak, Karbohidrat, Kalsium, Phospor, Besi, Vitamin A, C, B1, dan air. Umbi talas kukus memiliki kandungan energi sebesar 120 kal, sedangkan umbi talas mentah memiliki kandungan energi sebesar 98 kal. Bagian umbi dan daun talas mengandung mineral serta vitamin, bahkan kandungan nutrisi dari daun talas sama dengan kandungan nutrisi pada sayur bayam. Namun demikian perlu diingat bahwa tumbuhan talas ini juga memiliki kandungan asam oksalat, maka dari itu ada baiknya untk menghindari mengkonsumsi umbi ini oleh mereka yang memiliki gangguan ginjal, rematoid arthritis, ataupun gout. Bila tidak, maka penyakit yang kita derita itu akan menjadi jauh lebih parah (Fatah, 1995).
        Bagian umbi dan daunnya kaya akan mineral serta vitamin. Nutrisi di dalam daun talas ini serupa dengan yang terkandung di dalam sayur bayam. Selain itu, tanaman ini juga dapat dimanfaatkan guna mengatasi bengkak yang dikarenakan oleh radang kelenjar limfa stadium awal. Tumbuhan talas ini juga dapat membuat orang yang mengkonsumsinya menjadi jauh lebih nyaman. Selain itu, tumbuhan ini juga dapat meringankan diare, dan dapat dijadikan untuk obat oles guna mengobati penyakit bisul, luka bakar, dan juga luka karena gigitan serangga. Umbi talas ini juga baik untuk menyeimbangkan pH di dalam tubuh kita (Lembaga Biologi Nasional, 1977).
       Selain sebagai sumber karbohidrat pengganti beras, talas dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan.  Bubur talas dapat melancarkan pencernaan sehingga dapat dikonsumsi untuk makanan bayi dengan tingkat alergi yang rendah. Bubur akar rimpang talas dipercaya sebagai obat encok, cairan akar rimpang talas dapat digunakan sebagai obat bisul. Orang yang makanan pokoknya talas seperti orang melanesia memiliki gigi yang lebih kuat dan bagus. Hal tersebut disebabkan makan talas dapat meningkatkan kebasaan yang lebih tinggi sehingga mulut tidak masam. Kemasaman yang tinggi merupakan salah satu penyebab rusaknya gigi, sedangkan kebasaan yang tinggi memperkecil kemungkinan rusaknya gigi, sehingga gigi menjadi kuat, sehat dan bagus (Rahmanto, 1994).
 Jenis - Jenis Hasil Olahan Produksi Talas
   Talas berpotensi untuk diolah menjadi berbagai jenis olahan antara lain adalah berikut ini.
a. Sebagai Makanan Pokok
   Talas dibeberapa daerah Indonesia merupakan makanan pokok pengganti nasi seperti Mentawai (Propinsi Sumatera Barat), Sorong (Propinsi Irian Jaya). Selain Indonesia dibeberapa negara juga digunakan sebagai makanan pokok seperti di Melanesia, Fiji, Samoa, Hawai, Kolumbia, Brasil, Filipina. Di Hawai talas disajikan sebagai makanan pokok yang disebut poi yaitu talas yang dibuat getuk dan dicampur air dan kemudian difermentasikan sebelum dimakan sedangkan di Brasil talas dibuat jadi roti.
b. Sebagai Sayuran
    Selain itu bagian tanaman yang lain seperti daun dan batangnya juga dapat digunakan sebagai sayuran seperti buntil. Sedangkan akar rimpang maupun getah pada pelepahnya dapat juga dimanfaatkan sebagai obat tradisonal.
c. Sebagai Olahan Home Industry (Industri Rumah Tangga).
     Tanaman talas telah dikenal lama oleh masyarakat luas sebagai bahan makanan dan bahkan telah menjadi komoditas perdagangan. Di beberapa daerah seperti di Jawa Barat,Jawa Timur dan beberapa daerah lainnya umbi talas telah menjadi industri rumah tangga (home industry) dalam bentuk ceriping, talas goreng, talas rebus, kolak dan sebagainya sehingga memiliki nilai ekonomi yang baik dan menguntungkan bagi para petani maupun pedagang yang mengusahakannya.
d. Sebagai Obat Tradisional
    Manfaat talas lainnya adalah sebagai bahan obat tradisional. Seperti bubur akar rimpang talas dipercaya sebagai obat encok; cairan akar rimpang digunakan obat bisul; getah daunnya sering digunakan untuk menghentikan pendarahan karena luka dan obat bengkak. Pelepah dan tangkai daunnya yang telah dipanggang dapat digunakan untuk mengurangi rasa gatalgatal, bahkan pelepah daunnya juga dapat sebagai obat gigitan kalajengking. Bangsa Sawati di Afrika biasa menanam talas dibelakang gubuk untuk mencegah serangan rayap. Umbi talas dapat sebagai penguat gigi, hal ini dapat dibuktikan pada orang Melanesia ternyata giginya lebih kuat dan bagus (mencegah kerusakan gigi) daripada mereka yang makanan pokoknya sagu dan bijibijian. Karena makanan umbi talas menyebabkan kebasaan lebih tinggi. Sedangkan keasaman adalah salah satu biang keladi rusaknya lapisan gigi. Jadi dengan tingginya kebasaan kemungkinan rusaknya lapisan pelindung gigi menjadi lebih kecil sehingga gigi menjadi tetap kuat, sehat dan bagus.
e. Sebagai Makanan Ternak
      Talas ternyata juga dapat dimanfaatkan sebagai makanan babi, terutama bagian daun, tangkai dan pelepah. Bagian tersebut dipangkas secara kontinyu, dapat digunakansebagai makanan tambahan untuk babi.
f. Tepung Talas
      Dewasa ini tepung talas sudah cukup banyak dijumpai di pasaran. Hal ini menunjukkan makin berkembangnya aneka ragam makanan di masyarakat Indonesia khususnya di Pulau Jawa yang menempatkan talas sebagai salah satu bahan dasar pembuatan makanan.
g. Enyek-enyek Talas
      Enyek-enyek merupakan makanan ringan berbentuk seperti kerupuk dan popular di kalangan masyarakat Sunda. Namun demikian jenis makanan ini kemungkinan besar juga dapat dijumpai di seantero tanah air dengan nama yang berbeda.
h. Dodol Talas
       Hampir semua kalangan masyarakat di Indonesia mengenal jenis makanan ini. Dodol berbahan dasar talas ini juga mempunyai citarasa yang tidak berbeda dengan dodol pada umumnya yaitu manis dan agak lengket.
i. Cheese Stick Talas
       Cheese stick merupakan jenis makanan yang berasal dari luar Indonesia yang menempatkan keju sebagai pembentuk cita rasa.
 Kandungan Gizi Talas
 Dalam talas terdapat kandungan karbohidrat yang cukup tinggi, rendah lemak dan terdapat kandungan serat yang cukup baik untuk memperlancar kerja pencernaan. Kandungan vitamin yang terdapat dalam umbi talas diantaranya vitamin C, vitamin E, vitamin B6, dan betakaroten.
Banyaknya Talas yang diteliti = 100 gr
Bagian Talas yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 85 %
Jumlah Kandungan Energi Talas = 98 kkal
Jumlah Kandungan Protein Talas = 1,9 gr
Jumlah Kandungan Lemak Talas = 0,2 gr
Jumlah Kandungan Karbohidrat Talas = 23,7 gr
Jumlah Kandungan Kalsium Talas = 28 mg
Jumlah Kandungan Fosfor Talas = 61 mg
Jumlah Kandungan Zat Besi Talas = 1 mg
Jumlah Kandungan Vitamin A Talas = 20 IU
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Talas = 0,13 mg
Jumlah Kandungan Vitamin C Talas = 4 mg
Khasiat / Manfaat Talas : – (Belum Tersedia)
Huruf Awal Nama Bahan Makanan : T
Sumber Informasi Gizi : Berbagai publikasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Manfaat Talas
-Sebagai makanan pokok pengganti nasi, di beberapa daerah di Indonesia umbi talas dijadikan makanan pokok seperti di daerah Mentawi-Sumatera Barat, dan Irian Barat.
-Sebagai Sayuran, batang dan daun tanaman talas dapat diolah menjadi sayuran seperti Buntil.
-Menjadi bahan olahan Industri, umbi talas biasanya diolah menjadi keripik dalam jumlah besar oleh indutri-industri rumahan atau industri skala besar.
-Untuk Pakan ternak, batang dan daun talas selain bisa diolah menjadi sayur untuk makanan manusia dapat juga diolah menjadi pakan tenak seperti Babi.
-Tepung talas, selain dapat diolah menjadi keripik, umbi talas juga dapat diolah menjadi tepung. Tepung talas dapat digunakan sebagai bahan baku makanan ringan atau kue.
 Khasiat Talas Bagi Kesehatan
 Umbi talas memiliki efek farmakologis anti pembengkakan (antiswelling). Kandungan kimia yang ada dalam tumbuhan ini adalah zat besi, kalsium, garam fosfat, protein, vitamin A dan B. Bagian yang bisa dipakai adalah daun, umbi, dan seluruh tumbuhan.
Talas merupakan sumber pangan yang penting karena selain merupakan sumber karbohidrat, protein dan lemak, talas juga mengandung beberapa unsur mineral dan vitamin.
 Penggunaan talas sebagai obat tradisional adalah pembuatan bubur akar rimpang talas yang dipercaya sebagai obat encok.
Selain itu cairan akar rimpang sebagai obat bisul, sementara getah daunnya sering digunakan untuk menghentikan pendarahan karena luka dan sebagai obat untuk bengkak.
Pelepah dan tangkai daun yang dipanggang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi gatal-gatal. Pelepah daun juga diyakini mampu mengobati gigitan kalajengking
Dalam 100 gram talas kukus tanpa bumbu, terdapat 142 kalori. Mayoritas kalori berasal dari karbohidratnya. Hebatnya, dalam 100 gram itu lemaknya cuma 0,75 gram, sedangkan seratnya sebanyak 5,3 gram. Jumlah ini sudah memenuhi 20,5% kebutuhan serat Anda dalam sehari. Serat sangat bagus untuk memperlancar kerja pencernaan.
Talas juga menjaga kolesterol darah tetap rendah.
Bagi Anda yang sedang dalam program penyembuhan dari gangguan kolesterol dan sodium yang tinggi, talas sangat layak Anda pilih.
Mengonsumsi talas dapat mencegah risiko gangguan jantung dan tekanan darah tinggi. Talas rebus tanpa tambahan apa pun, 100% bebas dari kolesterol. Kandungan sodium dalam 1 cangkir (132 gram) talas hanyalah 20 mg, atau hanya 1% dari konsumsi batasan konsumsi sodium harian.
Setiap 1 cangkir talas mengandung 11% vitamin C sumber zat antioksidan. Bila tubuh sedang rawan terkena flu, vitamin C memperkuat pertahanan tubuh dengan membantu percepatan gerak sel darah putih.
Makan 1 cangkir talas juga dapat memenuhi 19% vitamin E dan 22% vitamin B6 kebutuhan harian Anda. Bersama dengan vitamin C, vitamin B6 juga membantu menjaga imunitas tubuh, sedangkan vitamin E menurunkan risiko terkena serangan jantung.
Kandungan beta carotene (nutrisi setara vitamin A) pada talas bermanfaat untuk menjaga kesehatan mata, kulit, dan meningkatkan fertilitas.
Kekayaan gizi talas makin lengkap dengan muatan beragam mineral. Satu cangkir talas mengandung 10% magnesium dan fosfat, dan 13% tembaga yang kita butuhkan setiap hari.
Talas juga bahan pangan sempurna, karena setiap cangkirnya mengandung 18% potasium, 30% mangan, dan kalium yang Anda butuhkan. Potasium berguna untuk menjaga kerja jantung dan tekanan darah, mangan menjadi andalan lancarnya metabolisme protein dan lemak di dalam tubuh, sementara kalium baik untuk menjaga kesehatan jantung.
I b. karakteristik
I .1 .Klasifikasi Tanaman Talas
Tanaman talas diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Fillum / Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan yang memiliki bunga
Kelas: Liliopsida (tumbuhan dengan biji berkeping satu  /monokotil)
Ordo : Arales
Famili/Suku : Araceae (suku talas-talasan)
Genus : Xanthosoma
Jenis / Spesies : Xanthosoma sagittifolium L.
Morfologi Tanaman Talas
Tanaman yang banyak dibudidayakan di daerah bogor ini, memiliki bentuk tanaman sebagai berikut :
a.Morfologi Akar pada Tanaman Talas
Tanaman talas merupakan tanaman yang berbentuk tegak, tanaman ini memiliki sistem perakaran serabut yang dangkal dan tersusun dari kumpulan akar adventif.
b.Morfologi Batang pada Tanaman Talas
 Batang pada tanaman talas memiliki bentuk yang pendek. Secara umum batang tanaman talas dibungkus oleh daun dan berbentuk umbi yang biasanya dapat dikonsumsi. Batang tanaman talas berada di dalam tanah, dengan batang berwarna coklat kehitaman.
 Terkadang pada batang tanaman talas tersbeut terdapat bulu halus. Batang tanaman talas ini memiliki bentuk yang bulat dengan jarak masing-masing ruas batang tanaman talas sangat pendek atau sempit. Batang pada tanaman talas tumbuh dengan arah yang tegak ke atas.
c.Morfologi Daun pada Tanaman Talas
  Daun pada tanaman talas memiliki bagian yang tersusun dengan lengkap, yaitu pada daun talas terdapat helaian daun, pelepah, dan tangkai daun.Daun pada tanaman talas termasuk ke dalam daun tunggal yang memiliki daun dengan jumlah berkisar antara 2 hingga 5 helai.Daun talas memiliki tangkai yang berukuran pajang,dan lembut serta memiliki banyak rongga udara yang dapat membuat tanaman talas beradaptasi pada kondisi lingkungan yang tergenang.Tangkai pada daun talas berwarna hijau dengan garis. Setiap helai daun berukuran atara 6 hingga 60 cm dengan lebar berkisar antara 7 hingga 53 cm, dengan daun berbentuk lonjong atau oval. Pada bagian ujung daun tanaman talas terlihat seperti meruncing.
d.Morfologi Bunga pada Tanaman Talas
Sistem perbungaan pada tanaman talas yaitu dengan tongkol, tangkai dan seludang. Tangkai pada tanaman talas berukuran antara 10 hingga 30 cm dan dengan ukuran seludang berkisar antara 10 hingga 30 cm.Bagain dari bunga betina dan bunga jantannya terpisah, dengan bunga betina terletak di bagian bawah tanaman talas dan bunga jantan berada di bagian atasnya.Diantara bunga jantan dan bunga betina tersebut terdapat bunga mandul. Buah pada tanaman talas merupakan buah buni dengan buah berwa.
B. Taksonomi Talas (Colocasia esculenta L)

Kingdom                     : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom                : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi                : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi                           : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas                           : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas                    : Arecidae
Ordo                            : Arales
Famili                          : Araceae (suku talas-talasan)
Genus                          : Colocasia 
Spesies                        : Colocasia esculenta (L.) Schott

C.JENIS-JENIS TALAS BERNILAI EKONOMIS TINGGI.
TALAS SUTERA.
Talas Sutera mempunyai ciri daun berwarna hijau muda dan miliki bulu halus yang apabila disentuh miliki kesamaan dengan tekstur kain sutera. Umbi yang dihasilkan berwarna kecoklatan dengan ukuran sedang atau tidak terlalu besar dan umumnya dipanen pada umur 5-6 bulan.

TALAS BENTUL.
Talas Bentul mempunyai ciri batang berwarna keunguan dibandingkan dengan jenis talas lainnya. Umbi yang dihasilkan berwarna muda kekuningan dengan ukuran yang lebih besar dan umumnya dipanen pada umur 8-10 bulan.
 TALAS KETAN.
Talas Ketan mempunyai ciri daun berwarna hijau tua sedikit keungguan dan jenis talas ini akan lengket apabila selesai direbus memiliki ukuran sedang atau tidak terlalu besar dan umumnya dipanen pada umur 6-7 bulan.

D. Syarat tumbuh tanaman talas
1.
Iklim
a)
Talas tumbuh tersebar di daerah tropis, sub tropis dan di daerah beriklim sedang. Pembudidayaan talas dapat dilakukan pada daerah beriklim lembab (curah hujan tinggi) dan daerah beriklim kering (curah hujan rendah), tetapi ada kecenderungan bahwa produk talas akan lebih baik pada daerah yang beriklim rendah atau iklim panas.
b)
Curah hujan optimum untuk pertumbuhan tanaman talas adalah 175 cm pertahun. Talas juga dapat tumbuh di dataran tinggi, pada tanah tadah hujan dan tumbuh sangat baik pada lahan yang bercurah hujan 2000 mm/tahun atau lebih.
c)
Selama pertumbuhan tanaman talas menyukai tempat terbuka dengan penyinaran penuh serta tanaman ini mudah tumbuh pada lingkungan dengan suhu 25-30 derajat C dan kelembaban tinggi.
2.
Media Tanam
a)
Tanaman talas menyukai tanah yang gembur, yang kaya akan bahan organik atau humus.
b)
Tanaman ini dapat tumbuh pada daerah dengan berbagai jenis tanah, misal tanah lempung yang subur berwarna coklat pada lapisan tanah yang bebas air tanah, tanah vulkanik,andosol, tanah latosol.
c)
Tanaman talas untuk mendapatkan hasil yang tinggi, harus tumbuh di tanah drainase baik dan PH 5,5–6,5. Tanah yang bergambut sangat baik untuk talas tetapi harus diberi kapur 1 ton/ha bila PH nya di bawah 5,0.
d)
Tanaman talas membutuhkan tanah yang lembab dan cukup air. Apabila tidak tersedia air yang cukup atau mengalami musim kemarau yang panjang, tanaman talas akan sulit tumbuh. Musim tanam yang cocok untuk tanaman ini ialah menjelang musim hujan, sedang musim panen tergantung kepada kultivar yang di tanam.
3.
Ketinggian Tempat
Talas dapat tumbuh pada ketinggian 0–1300 m dpl. Di Indonesia sendiri talas dapat tumbuh di daerah pantai sampai pergunungan dengan ketinggian 2000 m dpl, meskipun sangat lama dalam memanennya.
BAB II
PERSIAPAN LAHAN PRODUKSI  TANAMAN TALAS
.
Pengolahan Media Tanam
1.Penyiapan Lahan
Di dalam pengolahan maupun penyiapan lahan, tanahnya harus gembur dan lepas. Cara pengolahan tanah dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu pengolahan tanah setelah tanaman padi dan setelah tanaman sayuran. Pengolahan tanah setelah tanam padi mulai dengan pembabatan jerami. Jerami tersebut kemudian ditumpuk kemudian di bakar. Tanah dibiarkan beberapa hari, baru kemudian dicangkul, dihaluskan dan dibuat bedeng-bedengan danpemupukan dasar. Pengolahan tanah jika talas di tanam setelah tanaman sayuran, dilakukan dengan menyiangi gulma, mencangkul, membuat bedengbedengan dan pemupukan dasar.
Pembentukan Bedengan
Talas biasanya ditanam dalam dua baris di bedengan selebar 1,2 m, sedangkan panjang bedengan disesuaikan dengan lebar petakan lahan dengan jarak 45 cm atau berkisar 70 x 70 atau 50 x 70 cm atau kombinasi yang lain.
Pengapuran
Talas dapat tahan terhadap tanah basah tetapi tidak mendapatkan hasil tinggi, tanah harus gembur dan lepas. Tanah yang bergambut sangat baik, tetapi harus harus diberi 1 ton/ha kapur bila pH nya di bawah 5,0.
Pemupukan
Pemupukan talas dapat dilakukan dengan pupuk kandang atau pupuk buatan seperti urea, TSP dan KCl atau campuran ketiganya. Jumlah pupuk yang diberikan tidak banyak, cukup 2 sendok saja (untuk pupuk buatan) dan dua genggaman untuk pupuk kandang untuk satu tanaman. Setelah di pupuk, di atasnya kemudian ditambahkan tanah yang dicampur dengan jerami.
 BAB III PENYIAPAN BAHAN TANAMAN
 PENYIAPAN BIBIT
 Talas semir diperbanyak secara vegetatif dengan tunas/anakan/sulur yang keluar dari umbi atau potongan umbi. Bibit dikumpulkan dan dipilih dari anakan/sulur yang tumbuh disekitar tanaman induk yang telah berumur 5-7 bulan yaitu tunas kedua dan ketiga. Anakan atau sulur yang telah dipisah dari umbi induk tidak langsung ditanam dilapangan, tetapi ditanam dipersemaian. Tempat pesemaian pada umumnya tanah-tanah lembab di pinggir kolam, lahan sawah dll. Pemindahan bibit dari pesemaian pada umumnya dilakukan setelah bibit berdaun 2-3 lembar. Bibit talas dari pesemaian digali, akarnya dikurangi sebagian dan daun dipotong sehingga tinggal daun termuda yang masih kuncup. Bagian bawah umbi dipotong, dengan menyisakan umbi dipangkal batang, bersama dengan akar akarnya. Bibit talas yang baik adalah umbi yang memiliki diamater lebih besar dari 65 mm. a. Besar, garis tengah umbi lebih dari 65 mm b. Sedang, garis tengah umbi antara 51-60 mm c. Kecil, garis tengah umbi kurang dari 45 mm Gambar 1 : Tiga macam ukuran bibit talas.
BAB IV PERLAKUAN BENIH TANAMAN TALAS
Pemilihan Benih
Untuk menghasilkan talas dengan umbi yang berkualitas, diperlukan benih yang juga memiliki kualitas tinggi. Cara untuk mengembangbiakkan talas dapat dilakukan dari biji, anakan dan stolon, jaringan, dan mata tunas umbi.
Anakan yang dijadikan sebagai benih tanaman talas, harus sudah cukup besar, dan umbinya sudah berkembang dengan ketinggian berikisar antara 60 hingga 70 cm.
Sebelum digunakan, benih harus dipelihara terlebih dahulu di bedengan yang tanahnya diberi pupuk organik dan diolah dengan baik.
Masing-masing bibit ditanam dengan jarak 10 hingga 15 cm. Bibit harus ditanaman dengan baik agar bibit dapat berkembang agak besar, dan selanjutnya bibit atau benih ini dapat ditanam di areal penanaman tanaman talas.
BAB V
 PENANAMAN
  Tanaman talas sangat rentan terhadap kekeringan, oleh karena itu untuk membudidayakan tanaman talas pada lahan yang terbuka sebaiknya dibudidayakan pada awal musim hujan.
Bibit tanaman talas bisa mati apabila dalam penanaman kekurangan air 2 hingga 3 hari. Agar lahanyang digunakan sebagai media tanam tetap subur dan lembab, di sekitar lahan dapat diberi mulsa yaitu berupa jerami, dedaunan, potongan rumput kering, dan lain sebagainya.
Tanaman talas harus disiram secara teratur, apabila hujan tidak turun. Sebab tanaman talas yang mengalami kekeringan, menyebabkan pertumbuhannya terganggu, hal tersebut sulit untuk dipulihkan lagi, walaupun sudah disiram dengan banyak air.
BAB VI
 PEMELIHARAAN TANAMAN TALAS
.PENYULAMAN
 Dilakukan jika ada tanaman yang mati atau tumbuh tidak normal untuk segera diganti dengan yang baru.proses nya sama dengan penanaman bertujuan untuk mempertahankan populasi tanaman persatuan luas.
Pengairan Pengairan dan Penyiraman
Talas membutuhkan tanah yang lembab dan cukup air. Sehingga bila tidak tersedia air yang cukup atau mengalami musim kemarau yang panjang, tanaman talas akan sulit tumbuh. Musim tanam yang cocok untuk tanaman talas ini ialah menjelang musim hujan, sedangkan musim panen bergantung kepada kultivar yang di tanam.
Penyiangan
 Penyiangan biasanya dilakuakn pada umur 1 bulan setelah tanam. Penyiangan perlu dilakukan agar tanaman bebas dari gangguan gulma yang dapat menjadi pesaing dalam penyerapan unsur-unsur hara. Untuk memperoleh umbi yang besar dan bermutu maka perlu penyiangan terhadap rumput-rumput liar di sekitar tanaman.
Pembumbunan
  Pembubunan perlu dilakukan untuk menutup pangkal batang dan akarakar bagian atas agar tanaman lebih kokoh dan tahan oleh terpaan angin. Pembubunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan.
  Pemupukan
Pemupukan dasar dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah yaitu mencampur sebanyak 1 ton pupuk kandang/hektar. Sedangkan pemupukan pertama dilakukan 1 bulan setelah bibit di tanam, yaitu dengan menggunakan sebanyak 100 kg urea dan 50 kg TSP per hektar. Aplikasi pemupukan yaitu dengan cara membuat lubang pupuk disamping lubang tanam 3 cm. Pemupukan kedua dan ketiga dilakukan pada umur tanaman 3 bulan dan umur 5 bulan masing-masing menggunakan urea sebanyak 100 kg per hektar. Aplikasi dapat dilakukan dengan membuat larikan disamping baris tanaman sejauh 7 cm pada pemupukan umur 3 bulan dan 10 cm pada pemupukan umur 5 bulan.

Pengendalian Hama dan Penyakit pada Tanaman Talas
a.Serangga Aphis Gossyipii
Talas yang terserang oleh serangga ini ditandai dengan bentuk daun yang keriting, sebab serangga ini menyerang dengan cara menghisap bagian daun tanaman talas.
Serangga ini dapat mengeluarkan madu yang membuat semut berdatangan. Serangga ini tidak bisa hidup dalam kondisi lingkungan yang sangat dingin.
Pengendaliannya dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida (dimetoat dan carbaryl).
b.Ulat Heppotion Calerino
 Ukuran dari hama ini sangat besar, dan sangat rakus. Hama jenis ini memakan keseluruhan dari helai daun talas. Apabila populasi ulat ini sangat tinggi,  maka dapat memakan hingga pelepah daun.
Akibatnya tanaman talas akan menjadi gundul. Pengendaliannya yaitu dengan memusnahkan ulat tersebut. Pemusnahan dapat dilanjutkan pada masa setelah panen talas dengan melakukan pembajakan lahan, hal tersebut bertujuan agar kepompong yang  berada di dalam tanah juga dapat dimusnahkan.
c.Ulat Spodoptera Litura
Tanaman talas yang terkena ulat ini pada bagian dauunya akan kehilangan lapisan epidermisnya, sehingga daun tanaman talas tersebut menjadi transparan. Sedangkan daun akan dimakan oleh ulat yang besar. Tanaman talas merupakan tanaman yang sangat disukai oleh ulat ini.
Pengendaliannya dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida pada tanaman yang mengalami kerusakan hingga 50%. Pengendalian lebih efektif dilakukan pada ulat yang masih berukuran kecil.
d.Penyakit Hawar Daun
 Gejala dari penyakit ini ditandai dengan adanya bercak berwarna kehitaman, bercak tersebut dapat membesar dan menjadi hawar. Bagian daun yang telah terserang oleh penyakit ini, selanjutnya akan berubah menjadi kering.
Cara pengendalian penyakit hawar daun dapat dilakukan dengan menanan tanaman talas dengan varietas yang tahan terhadap penyakit dan serangan hama, dan dapat pula dilakukan penyaringan klon.
e.Serangga Agrius Convolvuli
Apabila serangga ini menyerang tanaman talas, maka tanaman talas akan menjadi gundul. Sebab serangga ini memakan daun hingga tangkainya. Serangga yang besar sangat rakus dalam memakan daun.
Serangga ini selain merusak tanaman talas, juga merusak tanaman kacang hijau, ubi jalar, dan gulma. Cara serangga ini merusak yaitu dimulai dari bagian tepi daun.
Pengendaliannya dapat dilakukan dengan pemusnahan, mulai dari kepompongnya hingga ketika sudah menjadi serangga, yaitu dengan cara pembajakan pada tanah setelah masa panen untuk memusnahkan kepompong yang berada di tanah. Selain itu dapat menggunakan insektisida pada saat ulat masih kecil.
f.Serangga Tarophagus Proserpina
Gejala yang ditimbulkan oleh serangga ini membuat daun berubah menjadi coklat, karena hama ini menghisap cairan pelepah daun talas.
Pengendaliannya dilakukan dengan memanfaatkan sejenis pemangsa yaitu Cyrtorthinus pulus dan jenis serangga lainnya yang efektif untuk mengendalikan hama tanaman talas ini.
g.Serangga Bemisia Tabaci
Sama halnya dengan serangga tarophagus, serangga ini merusak tanaman talas dengan cara menghisap cairan daun. Tanaman yang terserang akan menjadi kerdil.
Pengendaliannya dilakukan dengan menggunakan cabaryl, tri-chloroform, dan malation.

BAB VII
 PEMANENAN ATAU PEMUNGUTAN HASIL

. Panen
Umbi talas mulai dapat dipanen setelah tanaman berumur antara 7 -9 bulan yang ditandai dengan mengeringnya daun. Pemanenan talas pada umumnya dilakukan dengan cara memangkas daun dan menyisakan pelapahnya sepanjang 30 cm. Kemudian tanaman dibongkar
dengan cara menggali tanah di sekitarnya. Pembongkaran tanah harus dilakukan secara hatihati
agar umbi tidak terluka, karena jika terluka dapat mempercepat kerusakan pada saat umbi dalam penyimpanan.
Pada talas belitung cara panen dilakukan tanpa membongkar pohonnya. Caranya adalah dengan menggali tanah di sekitar tanaman dan melepaskan umbi anaknya dari induknya. Kemudian tanaman ditimbun lagi untuk kembali tumbuh setelah 3 4 bulan dan panen pada talas belitung ini tidak bermusim.
Apabila karena sesuatu hal tanaman talas yang sudah saatnya dipanen ternyata belum dapat dipanen; maka panen dapat ditunda dengan cara membiarkan umbi tetap di pertanaman. Namun seluruh pelepah daun tanaman yang belum akan dipanen dipotong. Tanaman talas yang dibiarkan di tempat seperti ini tanpa dibongkar tetapi hanya dipotong pelapah daunnya saja, dapat tahan sampai musim tanam berikutnya tanpa merusak umbi.
Cara penyimpanan dengan membiarkan umbi tetap berada di pertanaman seperti ini harus dilakukan secara hati-hati dan dengan penuh perhitungan karena apabila terlalu lama umbi disimpan, maka umbi tersebut dapat tumbuh menjadi tanaman baru sehingga kualitasnya akan menurun baik kandungan gizinya maupun rasa umbinya. Hasil ratarata per hektar dari talas bogor yang dipanen pada saat tanaman berumur antara 68 bulan mencapai sekitar 57 ton umbi basah sedangkan jika panen antara umur 910 bulan hasilnya dapat mencapai 810 ton umbi basah, sedangkan Sente dan Kimpul dengan umur panen antara 4 5 bulan hasil yang diperoleh adalah antara 4 5 ton umbi basah per hektar.

BAB VIII
 PENANGANAN PASCA PANEN
 Umbi talas yang sudah dipanen mudah rusak, talas yang sudah terlanjur dipanen tidak bisa bertahan lama tanpa pengolahan dan bila kita ingin menyimpan umbi selama beberapa waktu lamanya kita harus menjaganya dari kerusakan mekanis dan diusahakan ruang penyimpanan tetap kering. Di Mesir umbi talas disimpan selama 3,5 bulan pada suhu 7 o C.
Untuk jenis kimpul, umbi dapat disimpan didalam gudang sampai sekitar 2 bulan. Di pedesaan gudang penyimpanan dapat berupa kolong lumbung atau kolong balai-balai di dapur. Pada sekitar 6 minggu dalam penyimpanan umbi mulai bertunas, namun bila suhu cukup tinggi tunastunas ini akan mati.
Dalam penyimpanan, umbi kimpul akan mengalami susut berat. Makin rendah suhu, makin kecil susutnya. Pada suhu rendah, umbi dapat bertahan selama 9 minggu dalam penyimpanan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar